Kronologi, Gorontalo – Tidak main-main, walaupun warga terlihat riang gembira dalam setiap pelaksanaan kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Roni Imran dan Ramdhan Mapaliey (Romantis), namun dibalik itu, ternyata ada sebuah kegelisahan dan sebuah niat.
Niat itu yakni jika kedepan masih ada yang melakukan gugatan atau pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU), warga akan bergerak bersama untuk melakukan aksi anarkis, bahkan bila perlu akan melakukan tindakan pengusiran terhadap oknum-oknum yang hanya mementingkan kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan.
Ungkapan rasa tersebut rata-rata disampaikan oleh warga masyarakat yang ditemui hadir pada kampanye Romantis dari Kecamatan Atinggola sampai Kecamatan Tolinggula.
“Kami berharap agar PSU tanggal 19 April 2025 merupakan pemilihan terakhir,” kata warga.
Pasalnya dengan adanya PSU ini, masyarakat juga ikut merasakan dampaknya. “Kami tidak mengerti kenapa harus diulang PSU ini, walaupun kami cuma rakyat tapi kami sadar, banyak anggaran yang digunakan” ungkap mereka.
Untuk itu dengan konsekuensi anggaran yang besar tersebut, kemudian berimbas juga kepada masyarakat karena program tidak jalan. Maka masyarakat yang ditemui bahkan beberapa masyarakat di Kecamatan Biau siap turun lakukan demo secara besar besaran jika terjadi PSU lagi.
“Jika perlu kami akan melakukan sweeping bahkan mengusir pihak-pihak yang akan melakukan upaya PSU kembali dan tidak mau menerima hasil akhir pemilihan nanti” tandas mereka.
Penulis: Dani