Kronologi, Gorontalo – Puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-53 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Kota Gorontalo akan dirangkaikan dengan peringatan hari disabilitas internasional pada 3 Desember 2024.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda), Meidy N. Silangen menyebut, rencananya agenda itu akan dihelat di Kedai Tuli yang berada di Kelurahan Molosipat U, Kecamatan Sipatana. Kedai ini sudah mendapatkan pelatihan dari pemerintah.
“Ada yang menarik di sini, dengan adanya hari penyandang disabilitas internasional kemudian ada HUT Korpri yang kita integrasikan. Sehingga, pada tanggal 3 Desember nanti, kita akan membuat acara puncak yang dipusatkan di Molosipat U,” ujar Meidy, Selasa (26-11-2024).
Meidy yang akrab disapa Novi ini menambahkan, pada kegiatan itu akan menggulirkan bantuan untuk Penyasaran Penghapusan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Bantuan yang akan diserahkan berupa bioflok dan hidroponik yang bersumber dari dinas kelautan, pertanian dan peternakan.
“Bantuan ini, akan kami salurkan ke kelurahan yang nantinya akan dinamakan sebagai kampung cinta disabilitas. Saya punya harapan kampung cinta penyandang disabilitas ini bisa diterapkan di seluruh kecamatan. Paling tidak satu kelurahan yang menjadi brand di satu kecamatan. Itu akan kita kawal dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat, sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan di Kota Gorontalo,” jelasnya.
Lanjut Novi, penyandang disabilitas termasuk program inklusi di Kota Gorontalo, yang di dalamnya ada program P3KE.
“Kenapa disabilitas, karena itu termasuk program inklusi di Kota Gorontalo, termasuk dalam program kemiskinan ekstrem,” ungkapnya.
Kata dia, untuk data terakhir angka kemiskinan ekstrem Kota Gorontalo ada di angka 0,19 persen.
“0,19 persen pada tahun 2023. Nah, disabilitas itu masuk di situ untuk pemberdayaannya, kemarin kita dapat penghargaan luar biasa atas program inklusi kedai tuli, itu termasuk bentuk untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem,” jelas Novi.
Dalam mengatasi kemiskinan ekstrem sendiri, ia juga menjalankan dua strategi khusus, pertama, pengurangan beban pengeluaran dan kedua adalah strategi untuk meningkatkan pendapatan.
“Dengan strategi ini, Alhamdulillah kami mendapatkan dana sejumlah Rp 5 miliar untuk jaminan sosial, pemberdayaan dan program lainnya yang melibatkan seluruh instansi dalam rangka penghapusan kemiskinan ekstrem hingga di angka 0 persen,” tuturnya.
Penulis: Audy Anastasya