Kronologi, Pohuwato – Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang ada di Dusun Karya Baru, Desa Balayo Kecamatan Patilanggio diduga melanggar tata ruang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pohuwato, melalui Kepala Bidang (Kabid) Penataan, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH), Yustinata Buluatie.
Menurut Yustinata, pada saat pihaknya turun langsung ke lokasi, secara fisik memang terjadi perubahan bentang alam seperti adanya kubangan, kerusakan lingkungan, alur sungai yang berubah, kualitas air keruh, sehingga berdampak pada warga yang bermukim dekat dengan lokasi tambang ilegal tersebut.
“Jadi ada potensi membahayakan masyarakat yang ada di sekitar situ. Dari sisi legalitas, tidak ada izin. Sudah pasti ada beberapa ketentuan perundangan yang dilanggar, misalnya izin penambangan atau misalnya rekomendasi atau persetujuan pemanfaatan ruang, PKKPR,” katanya kepada wartawan, Rabu (31/1/2024).
Selain itu, lokasi tersebut juga tidak diperuntukkan untuk aktivitas pertambangan.
“Kalau tidak salah itu kawasan budidaya untuk kegiatan pertanian, bukan untuk pertambangan,” jelasnya.
Yustinata, juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan upaya-upaya persuasif, terutama kepada pihak pemerintah setempat agar memperhatikan persoalan tersebut agar lubang tambang yang tidak produktif lagi ditutup dan dikembalikan kepada fungsinya.
“Kita juga rencana akan memasang tanda larangan di situ,” kata dia.
Terkait persoalan tambang ilegal di Desa Balayo itu juga, kata Yustinata telah dikomunikasikan dengan pihak ESDM Provinsi Gorontalo.
“Saya juga masih menunggu analisis data dilengkapi. Kalau kami DLH sudah, cuma perlu penguatan juga dari sana (Dinas PUPR Pohuwato). Kita belum kirim surat ke sana (Pemprov), kita masih melengkapi,” ungkapnya.
Hingga saat ini pemerintah desa setempat juga tak pernah melaporkan kepada DLH terkait adanya aktivitas pertambangan tanpa izin tersebut.
“Mungkin minggu ini atau minggu depan. Secepatnya kita koordinasikan dengan pemerintah provinsi, tergantung pimpinan juga. Yang jelas dari kami yang turun, seperti itu kondisinya. Kalau dibiarkan juga, kayaknya sudah dekat jalan itu lubang. Lubang paling dekat itu tinggal beberapa meter dari jalan. Kurang lebih alat berat ada 10,” pungkasnya.
Penulis: Hamdi