Oleh: Sugiyanto SGY-Emik
[Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat)]
Dalam acara bincang di Channel Abraham Samad Speak UP pada Minggu, 28 Januari 2024, Budayawan Eros Djarot menganggap bahwa pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran pada 2024 mungkin terjadi dengan adanya kecurangan. Karenanya, menurutnya, jika pasangan Prabowo-Gibran meraih kemenangan dalam satu putaran, bisa jadi merupakan hasil dari kecurangan.
Eros Djarot juga menegaskan bahwa jika terjadi kecurangan atau pemilihan presiden dalam satu putaran, hal itu dapat memicu chaos atau kekacauan secara dialektika atau di lapangan. Menurutnya, pernyataannya bukan untuk menakut-nakuti, melainkan hasil dari analisis yang memiliki dasar, bukan hanya omong kosong.
Bahkan dalam perbincangan dengan Abraham Samad itu, Eros Djarot mengungkapkan kekhawatirannya terkait kemungkinan chaos atau kerusuhan, khususnya di Jawa Tengah, yang diidentifikasi sebagai Solo. Ia menyoroti bahwa meskipun masyarakat Solo dikenal dengan kuliner Gudek dan suasana kalem, namun ada potensi bersumbu pendek yang dapat memicu ketegangan atau ledakan massa.
Sejatinya, masukan dari Budayawan Eros Djarot merupakan kontribusi berharga untuk semua pihak, khususnya pemerintah. Aparat keamanan perlu fokus pada antisipasi potensi chaos dalam pelaksanaan Pilpres 2024, dengan menjaga keseimbangan dalam penyampaian informasi agar tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Namun, jika ada pihak yang terus menolak dengan alasan bahwa Prabowo-Gibran tidak mungkin menang dalam satu putaran, mereka bisa dianggap egois, juga pesimis serta mengalami amnesia. Pihak ini mungkin berkeinginan agar hanya Anies-Cak Imin atau Ganjar-Mahfud MD boleh menang dalam satu putaran, tanpa dianggap curang atau berpotensi mengakibatkan chaos.
Dalam upaya keras mendorong kemenangan pasangan Anies-Cak Imin atau Ganjar-Mahfud MD, pihak-pihak tersebut terlihat sangat ngotot. Kemungkinan mereka terus menghasilkan opini negatif dengan narasi bahwa kemenangan Prabowo-Gibran dalam satu putaran hanya dapat terjadi melalui kecurangan dan berpotensi menyebabkan chaos. Vidio perbincangan Eros Djarot dan Abraham Samad ini seolah-olah dijadikan dasar pembenaran atas opini negatif.
Dalam konteks kemungkinan besar Prabowo-Gibran menang dalam satu putaran pada Pilpres 2024, saya yakin tidak akan terjadi chaos dan tidak akan terpengaruh oleh opini negatif karena publik sudah cerdas.Kemenangan dalam satu putaran pada Pilpres 2024 adalah hal yang sangat mungkin terjadi, sebagaimana terjadi pada preseden Pilpres 2009 yang dimenangkan oleh pasangan SBY-Boediono dalam satu putaran.
Pasangan SBY-Boediono memenangkan pemilu presiden 2009 dengan perolehan suara tertinggi, mencapai 73.874.562 suara atau 60,80 persen dari total suara sah nasional sebanyak 121.504.481 suara. Sementara itu, pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto memperoleh 32.548.105 suara atau 26,79 persen, dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto meraih 15.081.814 suara atau 12,41 persen.
Dengan hasil perolehan suara tersebut, pasangan SBY-Boediono dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2009 dalam satu putaran, dan KPU menetapkan mereka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Merujuk pada preseden ini, saya yakin publik pasti cerdas dan mempertimbangkan fakta sejarah ini untuk menjaga keseimbangan dalam membentuk pandangan terhadap kemungkinan Pilpres 2024 berlangsung dalam satu putaran.
Jakarta, 29 Januari 2024
Wassalam,