Kronologi, Jakarta – Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, membantah terkait tudingan adanya praktik orang dalam (ordal) di TGUPP dan BUMD DKI saat dirinya menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Anies bahkan menantang agar yang melempar tudingan tersebut berani menunjukkan bukti.
“Ya, tunjukkan aja buktinya!” kata Anies usai mengikuti acara Desak Anies di Kafe Pedjuang, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (19/12/2023).
Anies enggan mengomentari lebih lanjut mengenai polemik ordal. Eks Gubernur DKI Jakarta itu kembali menegaskan setiap tudingan mesti dibuktikan.
“Semua yang sifatnya tuduhan itu tanggung jawab memberikan bukti, bukan kepada yang dituduh, tapi kepada yang menuduh,” tegasnya.
Seperti diketahui, polemik itu bermula ketika Anies Baswedan sempat bicara soal fenomena orang dalam atau ordal di Indonesia saat debat Pilpres 2024 perdana. Pernyataan Anies itu berujung Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta era 2017-2022 dibawa-bawa.
Anies di panggung debat perdana pada Selasa (12/12/2023) menyebut bagaimana menyebalkannya fenomena orang dalam. Menurutnya, ordal menyebabkan etika luntur.
“Fenomena ordal ini menyebalkan, di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal (orang dalam). Mau ikut kesebelasan ada ordalnya, mau jadi guru ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau dapat tiket konser ada ordal, ada ordal di mana-mana yang membuat meritokratik nggak berjalan, yang membuat etika luntur,” kata Anies di panggung debat, Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Anies menegaskan bahwa fenomena ini bisa merusak tatanan negeri ini. Merespon hal itu, Mantan juru bicara (jubir) Anies-Sandi saat Pilgub DKI Jakarta 2017, Anggawira, menilai Anies lupa dengan sejarah soal pernyataannya ‘ordal’. Anggawira menyinggung saat Anies menjabat gubernur Jakarta menempatkan ‘ordal’ di sejumlah instansi, salah satunya di TGUPP.
Sebagai mantan jubir Anies-Sandi Pilgub DKI Jakarta 2017 silam, Anggawira, mengaku paham dan melihat bahwa yang disampaikan Anies dalam debat capres perdana tidaklah sesuai.
“Bahkan bukan hanya di TGUPP karena di dalam penentuan komisaris di BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ada orang-orang dalam, dan timses yang masuk,” jelas Anggawira pada keterangannya, Sabtu (16/12/2023).
“Mas Anies saat menjabat Gubernur juga ada orang-orang di dekatnya yang masuk menjabat posisi-posisi ‘orang dalam’ seperti di Komisaris LRT Jakarta, BUMD PT Jakpro (Jakarta Propertindo), itukan orang dekat Mas Anies apalagi yang di TGUPP, ‘orang dalam semua’,” sebut Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju tersebut.
Anggawira menyebut nama Geisz Chalifa, orang dekat Anies yang pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk (PPJA). Lalu, Anggawira menyinggung nama Thomas Lembong yang juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol.
Selain itu, Anggawira menyinggung nama Usamah Abdul Aziz yang disebut orang dekat Anies yang menjadi Anggota TGUPP DKI. Orang dekat Anies lainnya yang disebut adalah Rene Suhardono Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Editor: Alfian Risfil A