Kronologi, Gorontalo – Komisi 2 DPRD Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) mendatangi PT. Santosa Utama Lestari (SUL) yang berada di Kecamatan Anggrek yang merupakan perusahaan yang akan membeli hasil jagung dari petani. Kedatangan Komisi 2 itu dilakukan usai menerima keluhan dari masyarakat.
Seperti diketahui, masyarakat yang berprofesi sebagai petani jagung mengeluhkan gudang tersebut tutup dengan tiba-tiba, dan menyebabkan antrian panjang di depan gudang, dan informasi harga jagung yang tidak sampai ke petani.
“Ini kita sudah ketemu langsung dengan pimpinan perusahaan yakni PT.SUL dan ada beberapa hal yang kita sepakati terkait dengan keluhan dari pada masyarakat. Kita sudah bicarakan dan mendapatkan solusi dari perusahaan,” kata anggota komisi 2, Lukum Diko, diwawancarai usai kunjungan, Rabu (15/5/2024).
Beberapa hal yang telah disepakati oleh pemerintah daerah, DPRD, dan pihak PT. SUL, disampaikan oleh Head of Unit PT. SUL, Nur Aslam Zainuddin, menerangkan bahwa penutupan gudang dilakukan karena tidak adanya penjualan diiringi dengan suplai melimpah.
“Karena tidak ada penjualan sehingga ketika terjadi penumpukan jagung yang ada ini berimbas kepada antrian di depan, dengan berat hati kita mengambil keputusan untuk tutup sementara” kata Nur Aslam, dalam wawancaranya.
Dia menerangkan bahwa penjualan jagung tersebut belum dilakukan karena harus menunggu informasi dari pusat perusahaan.
“Memang penjualan kita ini langsung pusat yang tangani. Kita disini hanya mengurusi operasional perusahaan dan sampai saat ini belum dapat informasi penjualan lagi atau tidak,” ujarnya.
Dari hasil pertemuan itu juga, Nur Aslam menerangkan bahwa pihaknya merencanakan akan membuka kembali pembelian jagung pada Kamis 16 Mei 2024 sesuai dengan kondisi yang ada.
“Sehingga sedapat mungkin kita bisa melakukan pembelian , tetapi dengan tidak mengganggu hak orang lain seperti antrian di jalan,” ungkapnya.
Informasi harga jagung yang tidak sampai ke petani juga turut ditanggapi oleh pihak perusahaan, menurutnya hal tersebut tidak bermasalah karena sudah berjalan.
“Hanya memang yang ditekankan tadi oleh DPRD adalah bagaimana penyampaian informasi itu akselerasinya bisa lebih baik lagi hingga sampai ke petani bukan hanya di suplier saja,” ujarnya.
Penulis: Dani Baderan