Kronologi, Gorontalo – Tradisi Tumbilotohe di Provinsi Gorontalo, kini telah dimulai. Tumbilotohe atau pasang lampu sendiri merupakan tradisi yang digelar masyarakat Gorontalo 3 hari jelang Idul Fitri.
Di beberapa wilayah Gorontalo, tradisi ini telah banyak berkembang dari zaman dahulu, khususnya di Gorontalo, tempat yang menjadi spot paling menarik yakni di Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Timur.
Seperti diberitakan sebelumnya, di Kelurahan Ipilo akan digelar festival Tumbilotohe, namun pada pembukaan festival tersebut sempat terkendala dengan adanya hujan, sehingga mengakibatkan keterlambatan.
Kegiatan ini sempat terkendala dengan turunnya hujan, akibatnya pembukaan kegiatan sempat mengalami keterlambatan, kata sesaat sebelum pembukaan.
“Rencananya acara ini dibuka pukul 20:30 namun terkendala dengan turunnya hujan, saya harap para pengunjung agar dapat sabar sembari menunggu pembukaan,” ungkap Sekretaris Panitia Rizaldi.
Festival tumbilotohe di Jl. Tribrata akhirnya dapat dibuka pada jam 22:00 oleh Camat kota Timur, Mirna Tome Dalam sambutannya, ia mengatakan penggunaan lampu hias merupakan inovasi tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisi di Gorontalo.
“Seperti penggunaan lampu berwarna merah, kuning, hijau dan ungu yang masing-masing memiliki makna tersendiri dalam tradisi di Gorontalo,” ujarnya.
Mirna juga menambahkan, bahwa ada hal yang mulai ditinggalkan masyarakat Gorontalo saat Tumbilotohe, selain penggunaan lampu botol tradisional.
“Pada awalnya saat pelaksanaan Tumbilotohe masyarakat menggunakan gelas yang diisi minyak kelapa serta diberi warna merah, kuning, hijau dan ungu, dan setiap rumah memasang lampu sesuai jumlah penghuni di rumah tersebut, hal ini yang mulai ditinggalkan masyarakat,” tambahnya
Terakhir Mirna, berharap kegiatan serupa bisa terus terlaksana di tahun-tahun mendatang dengan tujuan untuk menjaga kelestarian tradisi, serta bisa kembali melakukan inovasi agar bisa tetap menggunakan lampu tradisional.
Penulis: Alfiansyah Abaidata