Kronologi, Gresik – Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari, menyusul kejadian gempa di laut Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Penetapan status ini disampaikan oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Ia menyatakan telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari, mulai 22 Maret hingga 11 April 2024 di Pulau Bawean.
“Tanggap darurat bencana selama 21 hari dimulai 22 Maret hingga 11 April 2024 di Pulau Bawean,” kata Gus Yani, Senin (25/3/2024).
Ia menambahkan, hari ini pihaknya juga memberangkatkan bantuan dari Kementerian Sosial RI berupa bahan pokok, kebutuhan dasar sehari-hari dan dapur lapangan TNI AD beserta tim Tagana Dinas Sosial Kabupaten Gresik.
“Mudah-mudahan bantuan ini bisa terlaksana dengan baik, kita doakan masyarakat Bawean terus dijaga dan terselamatkan, yang paling penting trauma healing tidak ada rasa kekhawatiran lagi bagi warga Bawean,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen Suharyanto berpesan agar penanganan fokus pada kebutuhan dasar.
Ia turut menegaskan jika tanggap bencana akan difokuskan di Pulau Bawean karena sulitnya akses serta transportasi ke lokasi terdampak. Pengiriman bahan dasar logistik berupa makanan pokok, pakaian dan sanitasi menjadi prioritas awal.
Kemudian baru masuk pada tahap pendataan dan penggantian kerugian infrastruktur yang rusak akibat gempa.
“Saya mohon agar kebutuhan dasar didahulukan, ini termasuk kebutuhan normatif, mungkin ada kebutuhan spesifik seperti pakaian wanita dan makanan bayi. Karena sifatnya pendahuluan, kalau kurang bisa diajukan,” ucapnya.
Ia berpesan, koordinasi harus terus dilakukan dan terkait kebutuhan bisa di data secara berkelanjutan sampai status tanggap darurat selesai dan tidak ada gempa susulan.
“Hari ini ada kapal yang mengangkut bantuan berangkat dari Pelabuhan Perak. Sampai saat ini juga semua terpantau aman dan terkendali baik terkait koordinasi, logistik, personel, rescue, dan sistem tanggap darurat juga teraktivasi dengan baik dan mudah sehingga tidak ada masalah,” tambahnya.
Dari data BPBD Jatim, sebanyak 4.679 rumah di Tuban, Bawean Gresik, Surabaya, Sidoarjo hingga Pamekasan mengalami kerusakan. Rinciannya rusak berat 774 unit, rusak sedang 1.332 dan rusak ringan 2.573.
Sedangkan kerusakan rumah warga di Bawean Gresik, rumah rusak berat 772 unit, rusak sedang 1.330 unit dan rusak ringan 2.554 unit. Gempa ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas publik, yakni tempat ibadah 183 unit, sekolah 91, kantor 24 dan rumah sakit 5 unit.
Sementara itu, dari catatan BMKG, hingga Senin (25/3/2024) ini, setidaknya sudah terjadi gempa susulan sebanyak 299 kali.
Editor: Fian