Kronologi, Jakarta – Banjir bukan sekadar bencana bagi warga Jakarta, melainkan sebuah episode yang tak terpisahkan dalam kisah hidup sebagian besar warga DKI karena hampir terjadi setiap tahun pada musim hujan.
Dari dulu hingga kini, persoalan banjir seolah sudah menjadi satu hal lumrah bagi masyarakat, yang belum pernah terselesaikan secara tuntas.
Dari periode ke periode, konsep penanganan banjir Gubernur DKI tidak pernah berhasil 100%.
Salah satu yang paling klasik adalah banjir besar Jakarta akibat luapan sungai Ciliwung. Biasanya, banjir terjadi jika hujan ekstrem melanda hulu sungai hingga kapasitas aliran sungai di Jakarta tidak lagi cukup menampung tingginya debit air, sehingga terjadi limpahan air di sepanjang bantaran sungai Ciliwung.
Mantan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Mayjen (Purn) TNI Prijanto mengakui bahwa persoalan banjir Ibu Kota sudah terlalu sering dan banyak dibahas. Termasuk saat dirinya bertugas di Balai Kota DKI periode 2007-2012 silam.
“Persoalan banjir ini sering kita bahas sejak saya jadi wakil gubernur DKI untuk mencari solusi yang kongkrit. Saat itu saya mengupayakan untuk menormalisasi sungai Ciliwung yang sudah dangkal dan menyempit,” kata Prijanto lepada wartawan, Jakarta, Sabtu (16/3/2024).
Kini, Prijanto pun mengaku mendengar ada wacana akan dibangun terowongan pengendali banjir terpadu dalam upaya menuntaskan banjir di Jakarta.
“Saya pikir solusi ini sangat konkrit,” imbuhnya
Menurut Prijanto, walau Jakarta bukan lagi ibu kota, tetapi Jakarta masih akan tetap menjadi roda kehidupan manusia sebagai kota metropolitan dengan dinamika kehidupannya yang komplek. Karena itu, persoalan banjir harus tetap di atasi pemerintah.
“Saya sudah baca Konsep Jakarta Integrated Tunnel (JIT) ini, Konsep JIT sangat cocok, sebab dapat 2 manfaat: Pertama untuk penanggulangan banjir, yang ke-dua untuk mengatasi kemacetan, apalagi biaya pembangunannya tidak menggunakan dana APBN & APBD, tapi dibangun pihak swasta dan investor,” ungkapnya.
“Saya dukung pembangunan proyek ini, agar segera bisa dilaksanakan segera, karena akibat banjir Jakarta sangat merugikan dan mengganggu ekonomi dan sosial masyarakat Jakarta,” pungkas Prijanto.
Editor: Alfian Risfil A