Kronologi, Gorontalo – Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo tidak mempersoalkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat mengikuti penetapan awal ramadan versi Muhammdiyah yang jatuh pada Senin 11 Maret 2024.
Seperti diketahui, Muhammadiyah dan pemerintah telah menetapkan awal puasa Ramadan 2024. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, baik penentuan awal Ramadan maupun awal Idulfitri di Indonesia tidak selalu berbarengan alias memiliki perbedaan dari beberapa organisasi atau lembaga. Muhammadiyah menetapkan awal ramadan jatuh pada 11 Maret, sementara pemerintah menetapkan pada 12 Maret 2024.
“Tidak ada masalah ASN ikut Muhammdaiyah, itu kan keyakinan masing-masing. Antar agama pun kita saling menghargai, maka kita pun harus saling meghargai,” kata Nelson, Senin 11 Maret 2024.
Pada Minggu 10 Maret 2024 malam, Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo menggelar tradisi Tenggeyamo atau menunggu pengumuman bersama dengan seluruh pemangku adat untuk penetapan awal ibadah puasa 1 Ramadan 1445 Hijriyah.
Tenggeyamo merupakan pemberitahuan resmi pemerintah daerah dan Lembaga Adat Gorontalo kepada umat muslim di Gorontalo. Acara Tenggeyamo di gelar di rumah jabatan Bupati Gorontalo Nelson Pomaligo. Hadir jajaran pemerintah daerah, pemangku adat, Kemenag, dan Kapolres Gorontalo.
“Tenggeyamo ini adalah agenda rutin pemerintah daerah sebagai sidang adat, maka kita tetapkan 1 Ramadan 1445 jatuh pada 14 Maret 2024,” ujar Nelson.
Nelson menjelaskan, terjadi perbedaan penentuan 1 Ramadan antara Muhammadiyah dan organisasi lain. Perbedaan lahir karena menggunakan metode hisab berbeda.
“Namun kami pemerintah berharap perbedaan ini tidak untuk diperbedatkan, tapi menjadi rahmat untuk kita semua. Mari kita fokus menjaga ibadah dan kekhusuhan,” pesan Nelson.
Menurut dia, ibadah puasa merupakan sarana untuk merefleksikan keimanan seorang hamba, menggelorakan nafsu mutmainnah, menghentikan nafsu syahwat yang tidak pada tempatnya. Keistimewaan lain dari ibadah puasa adalah sarana meraih taqwa, termasuk menambah nilai spiritual.
“Di bulan puasa ini wajib untuk kita bersyukur atas atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, baik nikmat umur, nikmat sehat, nikmat kesempatan, nikmat kemampuan dan nikmat rejeki,” ujar Nelson.
“Ibadah puasa hadir untuk menguji ketaatan jiwa, kejujuran dalam menjalankan ibadah puasa, di saat ramai atau di saat sunyi, jiwa terus menjalankan ibadah puasa,” sambung Nelson.
Penulis: Even Makanoneng