Kronologi, Sangihe – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Sangihe mulai makan korban, hingga menyebabkan seorang meninggal dunia dan 21 warga lainya dalam perawatan intensif.
Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Sangihe, Handry Pasandaran, kepada wartawan di Tahuna Senin (5/2/2024).
“Sepanjang bulan Januari 2024 ini, telah terjadi kasus DBD, mengakibatkan seorang anak meninggal dunia, dan 21 warga lainya dalam perawatan insentif di rumah sakit, yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti,” ujar Handry.
Ia kemudian mengingatkan kepada seluruh warga Sangihe, agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah jenis yang dapat menampung genangan air hingga menjadi media berkembang biaknya nyamuk mematikan itu.
Pihaknya juga telah melakukan upaya antisipasi untuk memutuskan rantai penyebaran kasus DBD di Sangihe, dengan menyebar surat edaran ke seluruh Puskesmas, terkait pencehagan penyakit DBD, untuk disampaikan kepada masyarakat melalui pemerintah di masing-masing kampung.
“Kami telah menyebarkan Surat edaran ke seluruh Puskesmas tentang pencegahan DBD, untuk disampaikan ke masyarakat melalui pemerintah kampung,” tandasnya lagi.
Disinggung soal upaya pencegahan lewat pengasapan atau fogging, Pasandaran mengatakan bahwa fogging hanya bisa membunuh nyamuk besar, sedangkan jentiknya akan tetap hidup hingga menjadi nyamuk dewasa yang kemudian menyebabkan orang terserang DBD akibat gigitannya.
Hal yang wajib dilakukan oleh masyarakat kata Pasandaran, adalah melakukan tindakan 3 M, yakni Menutup, Menguras serta Mengubur sampah yang dapat penampung genangan air agar tidak menjadi sarana berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegipty. Termasuk menggunakan obat anti nyamuk serta kelambu pada saat tidur siang dan malam.
Penulis: Ronal Katiandagho