Kronologi, Gorontalo – Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, menjamu kedatangan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Aryanto Husain, Senin (29/1/2024).
Aryanto yang datang didampingi sejumlah jajarannya dan tim persiapan badan pengelola Geopark Gorontalo, dalam rangka membahas pemantapan lokasi Geopark Information Center, yang menjadi salah satu syarat menuju Geopark nasional.
“Pertemuan kami dengan Pak wali hari ini dalam rangka memantapkan lokasi untuk Geopark Information Center (GIC). GIC sendiri adalah prasyarat untuk menuju geopark nasional,” ungkap Aryanto ketika diwawancarai usai pertemuan.
Aryanto mengungkapkan, hasil pembahasan dengan Wali Kota Gorontalo, Marten Taha, Geopark Information Center akan berlokasi di gedung sekretariat PKK Kota Gorontalo yang berada tepat di samping bagian kiri kantor wali kota.
“Rencana lokasi yang akan digunakan sebagai Geopark Information Center di Kota Gorontalo sesuai dengan arahan dan saran dari Pak Wali Kota Gorontalo, yaitu Gedung sekretariat PKK,” beber Aryanto.
Masih kata Ariyanto, ada empat daerah yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai lokasi Geopark. Yaitu, Kabupaten Gorontalo, Boalemo, Bone Bolango, dan Kota Gorontalo.
Sementara itu, Wali Kota Gorontalo, Marten Taha menambahkan, alasan dipilihnya sekretariat PKK Kota Gorontalo, karena gedung tersebut dianggap memenuhi syarat sebagai gedung heritage.
“Saya rencanakan, untuk gedung yang memenuhi syarat gedung heritage, yaitu gedung yang ada di dekat kantor walikota, yang saat ini berstatus sebagai sekretariat PKK,” tandasnya
Geopark Information Center, tambah Marten, akan dikelola dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
“Dan kami menyatakan kepada pemerintah provinsi, melalui Dinas Pariwisata, kami siap untuk bisa mengembangkan ini (Geopark Information Center) secara bersama-sama, sehingga Gorontalo menjadi Geopark Nasional,” tegas mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo itu.
Untuk diketahui, Geopark adalah tempat atau pusat informasi terkait suatu daerah. Seperti adat, budaya, tempat wisata, dan warisan budaya setempat, mewujudkan pelestarian warisan geologi (geoheritage), keanekaragaman hayati (Biodiversity) dan keragaman budaya (Cultural Diversity) yang muaranya tak lain untuk kesejahteraan masyarakat.
Penulis: Audy Anastasya