Kronologi, Gorontalo – Bagi masyarakat Pinogu, wilayah yang terpencil di Kabupaten Bone Bolango ini belum merasahkan kemerdekaan sesungguhnya. Bahkan, masyarakat yang tinggal di luas wilayah 406,78 kilometer persegi tersebut mengaku tidak merasakan sila ke 5 Pancasila, keadilan sosial.
Berulang kali masyarakat Pinogu menerima beragam janji pejabat, baik pemerintah daerah, provinsi, hingga janji para caleg. Namun ketika terpilih, janji manis perbaikan akses jalan menuju Pinogu tidak terealisasi.
“Sejak dulu kami (masyarakat) sudah berulang kalo memohon dan meminta kepada pemerintah agar bagaimana memerdekakan kami yang berada disini. Kami merasa tidak ada keadilan sosial untuk warga Pinogu,” kata warga Desa Pinogu Induk, Wandris Thalib saat bertemu Sawaludin, Kamis 25 Januari 2024.
“Ini terkait kemanusiaan. Belum lama ini kami berduka. Ada warga yang meninggal di rumah sakit, tapi terpaksa jenazah diperlakukan layaknya orang yang masih hidup. Jenazah di bawa harus menggunakan ojek gunung. Ini penderitaan bagi kami,” sambung Wandris.
Kehadiran Sawaludin di Pinogu sama seperti angin segar untuk masyarakat lima desa tersebut. Wandris merasa bangga, namun tak habis pikir Sawaludin berani untuk datang ke Pinogu menggunakan jasa ojek gunung seperti yang dilakukan para warga. Padahal akses jalan sangat buruk untuk dilewati, dan biaya ojek sangat mahal.
“Baru Bapak Sawaludin caleg DPR RI yang berani datang ke Pinogu. Yang lain memang ada, tapi hanya stiker dan baliho, orangnya tidak pernah. Kami menilai dia (Sawaludin) punya niat yang tulus membantu kami. Harapan kami, perbaikan akses jalan bisa diperjuangkan di pusat,” ujar Wandris.
Tak berhenti sampai di situ, tokoh agama ini juga mendo’akan Sawaludin agar terpilih sebagai Anggota DPR RI untuk periode 2024-2029 pada pemilihan legislatif pada 14 Februari nanti.
“Kami masyarakat di sini, mendo’akan beliau terpilih. Semoga beliau menjadi jembatan aspirasi kami di pusat. Kami ingin jalan di Pinogu ini seperti di daerah-daerah lain,” harap Wandris.
Marten Lahaji umur 37 tahun. Warga Dusun III, Desa Tilonggibila, Kecamatan Pinogu, menyampaikan harapan yang sama seperti yang disampaikan Wandris.
“Pak Sawaludin ini ternyata orang yang nekat, berani, baik. Kami ingin dia juga nekat dan berani memperjuangkan akses Jalan Tulabolo-Pinogu. Terserah diperbaiki seperti apa, yang penting jalan jadi mulus,” tutur Marten.
Kata Marten, selain Sawaludin, belum pernah ada caleg DPR RI yang datang di Pinogo, baik saat pencalekan sampai terpilih hingga saat ini.
“Belum pernah ada caleg DPR RI datang disini Kecamatan Pinogu, termasuk yang terpilih. Baru kali ini ada caleg datang, bahkan naik ojek gunung. Saya dengar beliau rencana awal beliau menggunakan helikopter, tapi niat itu beliau urungkan dan menggunakan jasa ojek gunung masyarakat Pinogu,” ungkap Marten.
Warga lain, Ishak Na’uti, kakek berusia 70 tahun. Ishak mengatakan sejak Pemilu kedua pada 5 Juli 1971, hingga saat ini belum pernah ada caleg DPR RI yang datang untuk mengunjungi Pinogu.
“Saya lahir disni. Dari orang tua saya, belum pernah ada celeg DPR RI atau anggota DPR datang ke sini. Sejak Pemilu Legislatif pertama tahun 1971 sampai tahun 2024 ini, belum pernah ada yang datang,” ungkap Ishak.
“Pernah juga Gubernur Gorontalo datang menggunakan helikopter di Pinogu. Dia pernah berjanji di sini. Dia bilang perbaikan jalan di Pinogu, sangat gampang, hanya seujung kuku. Faktanya sampai akhir masa jabatan tidak pernah ada,” imbuh Ishak.
Ishak berharap, meski Sawaludin tidak mengumbar janji saat melakukan kampanye tatap muka, namun dapat memperjuangkan aspirasi perbaikan jalan di tingkat pusat.
“Harapan kami hanya satu, perbaikan jalan. Tolong, pak. Kan Pak Sawaludin sudah merasakan sendiri bagaimana kondisi jalan di sini. Tolong diperjuangkan. Kami doa’akan Pak Sawaludin terpilih,” tutup Ishak.
Sawaludin menyampaikan, ucapan terima kasih atas segala do’a masyarakat Pinogu. Ia mengatakan harapan masyarakat memang patut untuk diperjuangkan.
“Dipilih dan tidak dipilih warga Pinogu pun aspirasi ini patut untuk saya perjuangkan. Melihat kondisi jalan yang sering dilintasi warga seperti ini sangat menyayat hati saya. Ini bukan Sawaludin, tapi ini soal kemanusiaan,” pungkas Sawaludin.
Penulis: Even Makanoneng