Kronologi, Gorontalo – Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebut bahwa angka pengangguran di Indonesia bisa ditekan hingga tinggal 8 juta orang, namun sebanyak 80 juta warga bekerja di sektor informal, sehingga memiliki pendapatan yang tidak pasti.
Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin juga menyebut soal kekayaan 100 orang Indonesia yang jumlahnya di atas 100 juta penduduk Indonesia.
Hasil Cek Fakta
Dari hasil cek fakta penelusuran Solopos.com. Pernyataan Cak Imin tersebut adalah benar. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2023 sebanyak 146,62 juta orang yang naik 2,61 juta orang dibanding Februari 2022. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,24 persen poin.
Penduduk yang bekerja sebanyak 138,63 juta orang, naik sebanyak 3,02 juta orang dari Februari 2022. Sebanyak 83,34 juta orang (60,12 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,15 persen poin dibanding Februari 2022.
Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin juga menyebut soal kekayaan 100 orang Indonesia yang jumlahnya di atas 100 juta penduduk Indonesia.
Pernyataan Cak Imin tersebut kurang tepat. Melansir artikel di DW yang dipublikasikan pada 23 Februari 2017, dalam laporannya, Oxfam menyatakan kekayaan empat miliarder terkaya di Indonesia, tinggi dari total kekayaan 40 persen penduduk miskin atau sekitar 100 juta orang.
Indonesia masuk dalam enam besar negara dengan tingkat kesenjangan ekonomi tertinggi di dunia. Pada tahun 2016, satu persen orang terkaya memiliki hampir setengah (49 persen) dari total kekayaan populasi.
Hanya dalam satu hari, orang Indonesia terkaya bisa mendapatkan bunga deposito dari kekayaannya, lebih dari seribu kali daripada dana yang dihabiskan penduduk Indonesia termiskin untuk kebutuhan dasar sepanjang tahun.
Jumlah uang yang diperoleh setiap tahun dari kekayaan itu bahkan akan cukup untuk mengangkat lebih dari 20 juta orang Indonesia keluar dari jurang kemiskinan.
Penulis: Dhani Baderan