Kronologi, Jakarta – Indikator Politik Indonesia melakukan survei mengenai elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024. PDIP berada pada posisi teratas dan diikuti oleh Gerindra dan Golkar.
Survei ini dilakukan Indikator pada 27 Oktober-1 November 2023. Survei dilaksanakan secara tatap muka dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden di 38 provinsi, dengan margin of error sebesar + 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Responden survei adalah warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak pilih yaitu minimal berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka.
Pertanyaan Survei:
Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang ibu/bapak pilih di antara partai berikut ini?
Hasil survei:
PDIP 24,1%
Gerindra 14,4%
Golkar 9,3%
PKB 7,7%
NasDem 7%
PKS 6,2%
Demokrat 5,2%
PAN 4,3%
PPP 3%
Perindo 1,5%
PSI 0,9%
Hanura 0,6%
Gelora 0,2%
Partai Buruh 0,2%
PKN 0,1%
PBB 0,1%
Partai Garuda 0,1%
Partai Ummat 0,0%
Tidak Jawab 14,9%
Pendiri Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan PDIP masih berada di peringkat pertama. Kemudian diikuti oleh Gerindra dan Golkar.
“Per hari ini PDIP masih unggul di peringkat pertama, disusul Gerindra. Ada beberapa partai tengah yang skornya dalam margin of error antara Golkar, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, PAN,” kata Burhanuddin dalam rilis survei virtual, Minggu (12/11/2023).
Ada sejumlah partai yang mendapatkan skor di bawah 4% atau di bawah parliamentary threshold (PT). Namun Burhanuddin mengatakan partai tersebut belum bisa dikatakan tak lolos ke parlemen atau tidak, karena masih pada batas margin of error.
“PPP, Perindo, dan PSI dan lain sebagainya saya tidak berani mengatakan tidak lolos PT, kita harus hati-hati membawa survei, karena pertama margin of error +- 2,9%. Kedua ada TT/TJ, undecided voters, biasanya kalau simulasi surat suara itu lebih mengecil, berhubung kami belum melakukan simulasi surat suara kami belum tahu, apakah betul partai di bawah 4% otomatis tidak lolos PT atau tidak,” tutur dia.
Demokrat-NasDem Naik Setelah Pisah Koalisi
Burhanuddin menyebut bahwa elektabilitas Demokrat dan NasDem sedikit naik setelah kedua partai tersebut tak bergabung lagi di Koalisi Perubahan.
“Secara umum tren belum banyak bergerak dibanding sebelumnya, kecuali partai Demokrat agak sedikit meningkat dibanding sebelumnya, NasDem juga cenderung meningkat terutama setelah Partai Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan, yang lain cenderung sama,” jelasnya.
Editor: Alfian Risfil A