Kronologi, Jakarta – Pengamat Politik Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan menyarankan Presiden Prabowo untuk mulai memikirkan evaluasi termasuk perombakan (reshuffle) kabinet dalam waktu dekat. Pertimbanganya, banyak kegaduhan di Kabinet Merah Putih selama hampir delapan bulan pemerintahan.
“Hemat saya, Presiden Prabowo bisa melakukan reshuffle kabinet, atau setidaknya mengganti menteri yang bermasalah dan bikin gaduh,” ujar Iwan kepada wartawan, Minggu (22/6/2025).
Menurut Iwan, jika reshuffle tidak dilakukan berpotensi semakin membahayakan jalannya pemerintahan Prabowo ke depannya. Sebab, presiden akan terus disibukkan untuk meredam kegaduhan yang ditimbulkan para pembantunya di kabinet, alih-alih menjalankan program pemerintah.
“Contoh terakhir tentu apa motif dan urgensi penerbitan SK Kemendagri soal empat pulau. Menurut saya, Tito tidak mungkin tidak paham terkait konsekuensi logis dari penyerahan 4 pulau itu ke Sumut. Potensi pemeberontakan kembali oleh GAM pasti dia tau, potensi konflik antarsuku pasti dia sudah prediksi karena Tito ini mantan Kapolri, Jenderal Polisi bintang 4, mantan Komandan densus 88 juga. Bagi Aceh soal 4 pulau itu merupakan masalah harga diri yang akan dipertahankan mati-matian oleh mereka apapun konsekuensinya,” terangnya.
Iwan menduga ada motif terselubung di balik peristiwa tersebut. Mengingat, Tito dan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dikenal publik sebagai orang dekat dan menantu dari Presiden ke-7 RI, Jokowi.
“Saya melihatnya ada kaitannya dengan Jokowi juga. Menurut saya, dalam kasus ini secara politik Jokowi dan kelompoknya masih ingin menunjukkan bahwa mereka masih kuat dan punya power di pemerintahan yang sekarang,” tukasnya.
Penulis: Tio