Kronologi, Jakarta – Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan digelar pada September 2025, sejumlah tokoh luar partai disebut-sebut masuk radar partai untuk menjadi calon ketua umum partai.
Munculnya tokoh eksternal partai antara lain diungkapkan Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy atau Rommy. Namun, langkah Gus Rommy dituding Wasekjen DPP PPP Rapih Herdiansyah sebagai manuver politik pribadi dan menjual partai.
“Saya minta kepada Wasekjen DPP Rapih Herdiyansyah agar hati-hati mengeluarkan pernyataan, apalagi terhadap senior partai yang sudah memiliki pengalaman politik lebih tinggi,” kata Sekretaris DPC PPP Tangerang, Ahyani dalam rilisnya, Kamis (5/6/2025).
Ahyani yang juga Ketua GPK PPP Banten mengungkapkan, Rapih sebagai Pengurus DPP ini menjadi caleg saja baru sekali. Hasilnya pun hanya memperoleh 525 suara, padahal hanya menjadi caleg tingkat provinsi.
“Sebaiknya saudara Rapih ngaca diri dulu, gak usah banyak bicara jika faktanya gak ada kinerjanya,” cetus Ahyani.
Sebelumnya, Wasekjen DPP PPP Rapih Herdiansyah menuding Gus Rommy menjual dan mengobral partai dengan mencari figur calon ketua umum dari luar.
Ahyani mengaku tak setuju dengan tudingan bernada serangan yang dilakukan Rapih terhadap Gus Rommy, yang sedang berikhtiar menyelamatkan partai.
Ia menegaskan, bahwa saat ini PPP sedang mencari figur calon ketua umum yang dianggap mampu membawa partai kembali ke Senayan. Karena itu, berbagai pandangan dan masukan terkait tokoh calon ketua umum harus dihargai dan tidak perlu menyalahkan apalagi menuding obral partai.
“Bagi kami apa yang dilakukan oleh Ketua Majelis Pertimbangan bukan obral atau jual partai. Justru orang yang suka menggunakan istilah obral atau dagangan itu ya dia sendiri itu pedagangnya. Tapi seakan-akan tuduhannya dialamatkan ke orang lain,” jelas Ahyani.
Menurut Ahyani apa yang dilakukan Rommy merupakan bentuk ikhtiar untuk mengembalikan PPP ke parlemen pascagagal di Pemilu 2024. Gus Rommy merupakan figur yang berpengalaman di partai di mana pernah menjadi ketua umum, sekjen hingga anggota DPR 2 periode, sehingga perlu didengar masukannya.
“Memang realistis PPP wajib melakukan perubahan, jika PPP tetap dikelola dengan manajemen kepemimpinan yang ada saat ini, mustahil PPP bisa bangkit kembali,” ucapnya.
Ahyani mengatakan dirinya pernah menjadi anggota DPRD dua periode, berarti dua kali masa kepemimpinan. Karena itu, pihaknya juga bisa merasakan bagaimana susah payah untuk berjuang meningkatkan elektoral partai.
Editor: Fian