Kronologi, Sangihe – Aksi pencurian yang diduga dilakukan komplotan pencuri di Sangihe, kian meresahkan para penjual di gedung Trikora dan Pasar Towo’e Tahuna.
Ironisnya, meski aksi penjarahan sudah beberapa kali terjadi, namun para pelakunya masih saja bebas beraksi hingga merugikan para pedagang kecil.
Sebuah counter kaca milik pedagang bernama Herman, tak luput dari komplotan maling yang berhasil menggasak isi couter dengan memecahkan kaca dengan sebuah batu besar, bahkan menurut para korban kejadian tersebut sudah ke empat kalinya terjadi, namun belum ada langkah tegas dari pemerintah bahkan APH.
Dari penuturan para korban, empat unit Cctv milik toko Bahmid dan milik Jefry Saputra, dihancurkan para pelaku sebelum melakukan aksi mereka.
Para penjual juga mengeluhkan soal minimnya penerangan di lantai 2 gedung Trikora, sehingga para pelaku dengan leluasa melakukan aksinya.
Kejadian serupa juga terjadi di Pasar Towo’e, dimana sejumlah kios milik penjual dibongkar kemudian isi jualan seperti rokok, gula pasir serta uang yang tersimpan di laci, raib digondol komplotan pencuri.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindag, Toufan T Pontoh, ketika dimibtai tanggapannya terkait keluhan pedagang soal minimnya penerangan di lantai II Pasar Trikora, mengatakan, bahwa soal penerangan listrik merupakan tanggung jawab para pemilik kios.
“Kalau soal penerangan listrik, merupakan tanggung jawab para pemilik kios. Namun hal ini akan menjadi bahan evaluasi dari Dinas Perindag, untuk mengantisipasi terjadinya kasus kejahatan, pencurian di Pasar Trikora termasuk di Pasar Towo”e Tahuna,” ujar Tovan.
Penulis: Ronal Katiandagho