Semarang, 8 Mei 2025 — Di tengah urgensi krisis iklim dan perubahan pola konsumsi masyarakat, pendekatan komunikasi yang cerdas dan bertanggung jawab menjadi kebutuhan penting dalam mendorong bisnis menuju keberlanjutan.
Menjawab tantangan ini, program Green Skilling #19 yang digagas oleh LindungiHutan menghadirkan diskusi strategis bertajuk “Optimalisasi Digital Marketing: Gabungan Kekuatan Viral Content, Copywriting, dan Platform Digital untuk Bisnis yang Berkelanjutan”.
Program ini menghadirkan Harisenin, lembaga edutech yang fokus pada pengembangan talenta digital, untuk membagikan wawasan praktis dalam merancang konten digital yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga membawa pesan sosial dan lingkungan.
Dalam sesi ini, para peserta diajak memahami strategi pembuatan konten yang mampu menggerakkan audiens. Ini termasuk menggabungkan pendekatan kreatif, seperti storytelling, copywriting berbasis empati, dan distribusi lintas platform, dengan tujuan akhir membentuk perilaku konsumsi yang lebih sadar terhadap keberlanjutan.
Lebih dari sekadar edukasi teknis, kegiatan ini menjadi upaya membangun kapasitas pelaku usaha, khususnya bisnis berbasis nilai-nilai ESG (Environmental, Social, Governance), dalam memanfaatkan digital marketing sebagai alat transformasi. Pendekatan ini penting dalam membangun merek yang tidak hanya kompetitif secara ekonomi, tetapi juga mampu merespons krisis lingkungan secara lebih sistemik dan kolaboratif.
Melalui pengalaman Harisenin dalam mendesain pelatihan berbasis teknologi, peserta belajar menerapkan teknik, seperti AIDA dan PAS dalam pembuatan konten kampanye, serta memahami bagaimana elemen emosional dalam narasi dapat memperkuat penyampaian pesan keberlanjutan.
Studi kasus dan praktik langsung yang dibahas selama sesi memberikan ruang bagi peserta untuk menggali strategi kampanye yang relevan dengan realitas bisnis mereka, mulai dari bisnis lokal, komunitas kreatif, hingga sektor edukasi dan sosial.
Sementara itu, LindungiHutan berbagi pembelajaran dari pengembangan platform digital yang selama ini digunakan untuk mendorong partisipasi publik dalam aksi pelestarian lingkungan.
Melalui pendekatan berbasis transparansi dan teknologi, seperti sertifikat digital, kalkulator jejak karbon, dan sistem pelacakan pohon yang terintegrasi, platform ini membuka ruang baru bagi masyarakat untuk terlibat secara aktif dan terinformasi dalam konservasi hutan.
Diskusi ini juga menyoroti pentingnya membangun ekosistem kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, pelaku bisnis, komunitas, lembaga pendidikan, dan individu muda, dalam membentuk narasi keberlanjutan bersama.
Dengan memanfaatkan kekuatan digital sebagai medium edukasi dan advokasi, diharapkan tercipta pola pikir baru di kalangan masyarakat dan pelaku usaha: bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dapat berjalan beriringan jika didukung oleh strategi komunikasi yang inklusif dan visioner.
Green Skilling 19 merupakan bagian dari komitmen LindungiHutan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama tujuan keempat tentang pendidikan berkualitas dan tujuan ke-13 tentang penanganan perubahan iklim. Program ini menjadi ruang pembelajaran lintas sektor yang menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam mempercepat transisi menuju masyarakat rendah karbon.
Kegiatan ini diselenggarakan secara daring pada Rabu, 21 Mei 2025, dan terbuka bagi siapa pun yang ingin memperdalam pemahaman tentang digital marketing yang berorientasi pada dampak sosial dan lingkungan. Dengan menghadirkan suara dari praktisi, pengembang platform, dan peserta dari berbagai latar belakang, Green Skilling terus berupaya menjadi wadah penguatan kapasitas masyarakat menuju masa depan yang lebih hijau dan inklusif.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES