Jose Ferrer Sualang tidak lahir sebagai penyembuh. Ia menempuh jalan panjang, terjal, gelap, dan penuh kejatuhan sebelum akhirnya menemukan panggilannya: membantu orang lain sembuh, lahir kembali, dan mengenal diri sendiri.
Hari ini, Jose dikenal sebagai seorang praktisi energi dan pakar kesembuhan holistik. Di usia 60-an, ia masih aktif mengajar, memberi terapi, dan membuka ruang aman bagi siapa pun yang ingin pulih dari luka batin dan penyakit fisik. Ia percaya, selama manusia masih hidup, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri.
Tapi siapa sangka, pria yang kini berbicara tentang energi ilahi dan keseimbangan semesta ini, dulu adalah penghuni setia kelab malam Jakarta berdansa di bawah lampu strobo, ditemani dentuman musik dan gelas-gelas alkohol?
Dari DJ, Alkohol, hingga Kerusakan Liver
Jose tidak lahir dalam dunia spiritual. Ia menempuh pendidikan hukum dan kedokteran sekaligus, lalu mengukir karier gemilang di Astra dan Gajah Tunggal. Posisi tinggi, gaji besar, jabatan prestisius, semua pernah ia rasakan.
Tapi semua itu tidak menjawab kegelisahan dalam dirinya.
Ketika ekonomi jatuh dan bisnis studio fotonya gulung tikar, Jose tidak hanya kehilangan mata pencaharian, tetapi ia juga kehilangan arah. Dunia malam yang awalnya jadi pelarian, berubah menjadi kebiasaan. Ia menjadi DJ profesional, terhanyut dalam gaya hidup hedonis yang akhirnya menghancurkan tubuh dan jiwanya.
Konsumsi alkohol berlebihan membuat hatinya rusak. Tubuhnya sakit. Jiwanya kosong.
Pertemuan Pertama dengan Energi
Titik balik datang tanpa rencana. Seorang teman mengajaknya mengikuti kelas meditasi dan energi. Awalnya hanya coba-coba, namun meditasi membuatnya merasa tenang untuk pertama kalinya dalam hidup. Dari sana, ia mulai membuka diri pada berbagai ilmu penyembuhan: hipnoterapi, Access Bars, Profiling Universe, hingga Magnetisme Jawa.
Ia belajar bukan hanya untuk mengerti, tapi untuk mengalami. Dan dari pengalaman itu, ia mendirikan Self-Healing Transformation; sebuah ruang bagi siapa pun yang ingin pulih, mengenali diri, dan hidup selaras dengan semesta.
Berbagi untuk Manusia, Alam, dan Tuhan
Bagi Jose, hidup bukan hanya soal manusia. Ia percaya bahwa semua makhluk, baik binatang, tanaman, dan manusia, berasal dari satu energi ilahi yang sama. Di sela aktivitasnya sebagai praktisi terapi, ia juga mengelola foodcourt dan memelihara binatang serta kebun di rumahnya.
“Kalau saya diberi ilmu, saya harus berbagi. Gak bisa disimpan sendiri. Dunia ini terlalu luas untuk kita nikmati sendirian,” tuturnya.
Ia aktif di lingkungan gereja dan komunitas tempat tinggal. Ia membuka peluang kerja, membangun usaha, dan mendampingi orang-orang yang sedang berjuang melawan trauma, kecanduan, atau penyakit.
Lingkaran yang Kini Sudah Genap
Jose sering menyebut manusia sebagai “separuh lingkaran”. Hal ini berangkat dari kesadaran bahwa manusia dilahirkan dengan separuh potensi maupun berkat, dan tugas hidup kita adalah menemukan sisanya.
Perjalanan untuk menemukan ini banyak dilalui orang lain melalui jabatan, kekayaan, dan validasi. Orang seringkali lupa, bahwa untuk mencapai diri yang “utuh” perlu untuk menggali ke dalaman jiwa.
Ia sendiri pernah kehilangan arah. Tapi kini, ia berdiri sebagai bukti bahwa pencerahan itu nyata, bahwa manusia bisa berubah, dan bahwa kesempatan kedua selalu ada.
“Kita semua juara sejak lahir sebagai satu-satunya sperma yang tiba di indung telur ibu kita. Jangan biarkan keadaan bikin kita kalah. Kenali dulu siapa diri kita. Dari sana, semua bisa dimulai,” pungkasnya memberikan wejangan.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES