Kronologi, Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai aneh melihat sejumlah elite politik sampai peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Serdik Sespimmen) ke kediaman Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo, Jawa Tengah.
“Festival kedekatan Jokowi dengan pejabat elite, hingga penegak hukum, meskipun dia (Jokowi, red) bukan lagi berkuasa memang janggal,” kata dia melalui layanan pesan, Senin (21/4).
Dedi mengatakan kredibilitas Presiden RI Prabowo Subianto berpotensi terganggu melihat langkah elite politik sampai Serdik Sespimmen merapat ke kediaman Jokowi.
“Bagi masyarakat biasa yang terus mengunjungi Jokowi mungkin tidak menjadi soal, tetapi kelompok elite semacam ini beresiko mengganggu wibawa Presiden,” ungkapnya.
Dedi mengatakan Presiden kelima dan keenam RI Megawati Soekarnoputri serta Susilo Bambang (SBY) saja tidak berlaku demikian dengan terus menerima elite politik sampai pejabat Polri.
“SBY dan Megawati tidak melakukan itu, bisa jadi Jokowi dihinggapi post power syndrom, merasa masih berkuasa dan memang menyukai di puji berlebihan,” kata Dedi.
Sebelumnya, sejumlah peserta Serdik Sespimmen Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 bersilaturahmi dengan Jokowi di kediaman eks Gubernur Jakarta itu, Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/4/2025).
Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65 Komisaris Besar Denny mengaku, kedatangan mereka hari itu untuk silaturahmi dengan Jokowi.
Denny mengatakan perkembangan ke depan yang dimaksud berkaitan kepemimpinan dalam menghadapi tantangan global era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI) serta robotic.
“Ya, intinya beliau (berpesan, red) untuk menjadi anggota Polri dan TNI yang lebih baik ke depan dan bisa dicintai oleh masyarakat dan menjadi panutan untuk masyarakat,” katany, Kamis lalu.
Editor: Fian