Arah Pantura, Bandung – Hujan deras yang terus mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Barat masih berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor. Beberapa daerah seperti Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Bogor mengalami dampak signifikan akibat curah hujan yang tinggi.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan keprihatinannya terkait bencana yang terjadi, khususnya meluapnya Sungai Jayanti di Kabupaten Bogor yang telah mengakibatkan banjir dan merendam pemukiman warga.
“Saya belum mengetahui penyebab pasti meluapnya Sungai Jayanti, namun hal ini perlu segera dikaji agar solusi yang tepat dapat diambil,” ujar Dedi Mulyadi.
Gubernur juga menekankan perlunya penghentian alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor demi menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah bencana lebih lanjut.
“Berdasarkan data yang kami miliki, lebih dari seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi. Hal ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memperburuk kondisi lingkungan,” tegasnya.
Ia berencana berkoordinasi dengan pihak terkait seperti PTPN dan Perhutani Jabar untuk mengembalikan fungsi konservasi lahan yang telah berubah.
“Dalam pembangunan, kita tidak boleh hanya mengutamakan keuntungan ekonomi jangka pendek. Sejak zaman kolonial, Belanda menanam teh di kawasan ini tidak hanya untuk produksi, tetapi juga sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan dan perlindungan lahan,” tambahnya.
Gubernur Dedi Mulyadi juga menyoroti bencana pergeseran tanah di Kabupaten Tasikmalaya yang telah menimpa 92 kepala keluarga. Sebanyak 55 rumah mengalami kerusakan berat, dan dua sarana ibadah juga terdampak. Saat ini, 45 kepala keluarga mengungsi di kantor desa, sementara 43 lainnya tinggal bersama kerabat terdekat.
Untuk mengurangi risiko kejadian serupa di masa mendatang, Dedi mengusulkan perubahan desain hunian dari rumah tembok ke rumah panggung, sebagaimana yang telah diterapkan di beberapa kampung adat.
Rumah panggung dengan konstruksi yang tepat diharapkan lebih adaptif terhadap kondisi tanah yang labil, asalkan fasilitas pendukungnya tetap lengkap dan nyaman.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sosial dan BPBD Jabar telah turun ke lokasi untuk memberikan bantuan logistik, seperti air bersih dan toilet portabel.
“Kami memastikan kebutuhan warga terdampak, terutama kebutuhan pokok untuk sahur dan buka puasa selama Ramadan, tetap terpenuhi,” ujarnya.
Dedi Mulyadi juga berharap warga yang terdampak bersedia direlokasi ke lahan yang telah disiapkan oleh pemerintah desa demi keselamatan dan keberlangsungan hidup mereka.**
Artikel ini juga tayang di ArahPantura.id