Kronologi, Jakarta – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji memberi perhatian khusus terhadap upaya penurunan angka stunting. Salah satunya dengan membuat Program Gerakan Orang Tua Asuh.
Wihaji berharap, melalui program ini akan lebih efektif dalam menurunkan angka stunting. Menurutnya, orang tua asuh dibutuhkan lantaran pemerintah tidak bisa mengatasi seluruh permasalahan masyarakat.
“Gerakan Orang Tua Asuh cegah stunting untuk satu juta anak di Indonesia kami hadirkan. Jadi (orang tua yang mengasuh) berdasarkan data, setiap orang menangani beberapa anak untuk memberikan fasilitas yang memadai,” kata Wihaji di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Hal ini disampaikan Wihaji saat mengunjungi Kota Pekalongan, Jawa Tengah, untuk menemui para Penyuluh Keluarga Berencana (PKB). Guna membahas proses pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga kencana) serta arah pembangunan keluarga dan kependudukan ke depan.
Ia menyebut, nantinya orang tua asuh akan memberikan dukungan berupa sanitasi yang bersih. Hingga makanan bergizi sampai permasalahan stunting menurun, bahkan menuju nol.
“Kita menolong banyak orang, diharapkan dari banyak orang, salah satunya bisa bermanfaat. Rakyat sekarang butuh program yang konkret,” ucapnya.
Wihaji juga menegaskan demi mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul atau generasi emas. Persoalan atunting harus segera ditangani melalui edukasi, asupan gizi, dan pola asuh yang baik.
Menurutnya, upaya yang tepat sasaran akan berdampak pada hasil yang signifikan. Karena penanganan spesifik satu orang tua asuh untuk satu anak dinilai lebih berkualitas dibandingkan hanya memberikan bantuan telur.
“Penekanan kualitas dibandingkan kuantitas menjadi ide dari gerakan tersebut,” ujarnya. Ia juga mengemukakan penanganan stunting juga bisa sekaligus mengatasi fenomena keengganan memiliki anak atau childfree, yang salah satu akar masalahnya dimulai dari ekonomi.
“Fenomena hari ini childfree di beberapa kota di Indonesia sudah ada, ini salah satu indikatornya adalah kebahagiaan. Karena terlalu memikirkan nanti anaknya dikasih makan apa, ditinggal kerja siapa yang mengurus, dan sebagainya,” ucap Wihaji.
Menurutnya, dengan negara hadir memberikan ruang yang aman dan nyaman. Maka diharapkan dapat menekan kekhawatiran masyarakat tentang masa depan, ekonomi dan kehidupannya.
“Penanganan stunting akan menciptakan generasi emas. Generasi ini diyakini mampu menjadi daya ungkit bagi Indonesia di mata dunia, juga kesejahteraan masyarakat di dalamnya, termasuk mengatasi persoalan childfree,” katanya.
Editor: Fian