Kronologi, Pontianak – Lembaga survei Laboratorium Suara Indonesia (LSI) memprediksi persaingan sengit antara dua pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
“Dalam survei ini, LSI bertujuan mengukur tingkat keterpilihan kedua pasangan calon dengan terlebih dahulu menguji tingkat popularitas dan akseptabilitas mereka di mata masyarakat. Survei ini dilakukan dengan menanyakan kepada responden seberapa dikenal dan diterima pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Hulu setelah mereka melakukan sosialisasi kampanye dan debat publik,” kata Direktur Eksekutive LSI Albertus Dino, Rabu (6/11/2024).
Hasilnya menunjukkan, bahwa pasangan Fransiskus Diaan-Sukardi dikenal oleh 80,8 persen masyarakat Kapuas Hulu dan diterima atau disukai oleh 60,2 persen. Di sisi lain, pasangan Wahyu Hidayat-Oktavianus Wawa dikenal oleh 79,9 persen masyarakat Kapuas Hulu dan disukai oleh 82,9 persen.
Sementara itu, persaingan ketat antara dua pasangan calon survei LSI mencatat adanya persaingan ketat antara pasangan nomor urut 2, Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa, dengan pasangan nomor urut 1, Fransiskus Diaan – Sukardi.
Persaingan ini tercermin dalam hasil survei yang dilakukan pada 21-30 Oktober 2024. Hasil survei ini juga memotret pemilih garis keras (strong voters) pada Pilkada Kapuas Hulu 2024. Dalam pilihan top of mind, pasangan Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa unggul dengan 38,4 persen, mengalahkan pasangan Fransiskus Diaan – Sukardi yang memperoleh 36,8 persen.
Sementara itu, 24,8 persen responden memilih untuk tidak memberikan pilihan. Hasil Elektabilitas pada simulasi tertutup dalam simulasi pertanyaan tertutup menggunakan kuisioner dan dummy kertas suara, pasangan Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa memperoleh elektabilitas sebesar 53,7 persen.
Sementara pasangan Fransiskus Diaan – Sukardi berada di angka 42,6 persen. Sebanyak 3,7 persen responden memilih untuk tidak memberikan suara. Sementara tingkat elektabilitas calon Bupati terkait elektabilitas calon Bupati, hasil survei menunjukkan bahwa petahana Fransiskus Diaan justru tertinggal dari Wahyu Hidayat, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Kapuas Hulu.
Dalam pertanyaan terbuka (top of mind), nama Wahyu Hidayat dipilih oleh 40,7 persen responden, sedangkan Fransiskus Diaan memperoleh 36,4 persen. Sementara itu, 22,9 persen responden tidak memberikan jawaban.
“Faktor Pendorong Tingginya Elektabilitas Pasangan Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa Tingginya tingkat elektabilitas pasangan Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa dipengaruhi oleh tingkat kesukaan dan penerimaan masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan pasangan Fransiskus Diaan – Sukardi,” kata Dino.
Selain itu, faktor lain yang menjadi daya tarik adalah program-program yang ditawarkan pasangan Wahyu – Oktavianus, yang lebih relevan dengan kebutuhan generasi muda, khususnya Generasi Z dan Milenial.
Program tersebut mencakup bantuan pelatihan dan permodalan untuk UMKM anak muda serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kapuas Hulu. Sebaliknya, program yang ditawarkan pasangan Fransiskus Diaan – Sukardi, seperti peningkatan insentif bagi pengajar atau guru di Kapuas Hulu, sudah pernah disosialisasikan selama masa jabatan Fransiskus sebagai Bupati, namun implementasinya masih dirasakan belum optimal.
“Tinggi Elektabilitas Pasangan Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa juga tergambar dari segmen responden yang merupakan Generasi Z dan Generasi Milenial yang berusia di bawah 40 tahun yang berjumlah 51,4 persen Dimana Dari kelompok ini, 34,8 persen memilih pasangan Wahyu Hidayat – Oktavianus Wawa, sementara 15,3 persen memilih pasangan Fransiskus Diaan – Sukardi. Sebanyak 1,3 persen responden memilih untuk tidak memberikan suara,” ujarnya.
Dino menjelaskan, survei ini melibatkan 1.200 warga Kabupaten Kapuas Hulu yang tersebar di 4 kelurahan, 259 desa, dan 23 kecamatan. Responden yang terpilih berasal dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Kapuas Hulu yang berjumlah 196.115 jiwa.
Penarikan sampel dalam survei ini menggunakan metode Multi Stage Random Sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara tatap muka (face-to-face interview) dengan responden yang dipilih secara acak.
“Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,82 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen,” ujarnya.
Editor: Fian