Kronologi, Gorontalo – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Kabupaten Gorontalo, Heriyanto A Kodai, tuntas mengikuti seminar hasil program perubahan Berdayakan Masyarakat Sehat, Ciptakan Sanitasi Layak (Berkah Cinta).
Pada tahap akhir pelatihan, pejabat tinggi pratama atau eselon II ini memaparkan implementasi inovasi yang telah digagas di Kabupaten Gorontalo. Inovasi itu pun mendapatkan apresiasi dari penguji sekaligus Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Fransiscus Manumpil.
Apresiasi penguji tersebut tidak lain karena program perubahan Heri dinilai dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Heri mampu menunjukkan bukti nyata dari inovasi perubahan Berkah Cinta.
Heri menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara dan penguji Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VII tahun 2024 di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah, Provinsi Sulawesi Utara.
“Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada penguji, yang telah mengapresiasi program inovasi Berkah Cinta, termasuk kepada coach dan mentor yang membantu kami dalam pengembangan kompetensi,” kata Heri usai mengikuti seminar hasil, Kamis 5 September 2024.
Heri menuturkan, Berkah Cinta merupakan sebuah terobosan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan sanitasi dan pengelolaan lingkungan di desa-desa yang masih mengalami masalah sanitasi tidak layak.
Terobosan Berkah Cinta juga merupakan inovasi dalam pelaksanaan tugas pokok dari fungsi Dinas PU-PR dalam mendukung visi dan misi pembangunan Kabupaten Gorontalo, khususnya misi keempat untuk meningkatkan infrastruktur wilayah membuka konektivitas.
“Saya sangat yakin bahwa hasil dari terobosan program perubahan Berkah Cinta akan sangat berdampak pada kesehatan masyarakat dan lingkungan yang bersih,” ujar Heri.
Heri menjelaskan, latar belakang proyek perubahan tersebut setelah memperhatikan kondisi sanitasi layak di daerah yang memiliki luas 1.750,83 kilometer persegi dengan jumlah 19 kecamatan, 14 kelurahan, dan 191 Desa tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 jumlah rumah tangga di Kabupaten Gorontalo yang belum memiliki sanitasi layak dan aman sebanyak 18.522. Data ini selaras dengan pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan dan kesehatan diri.
“Hal inilah yang menjadi tantangan besar bagi saya, karena salah satu kebiasaan yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat adalah kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS),” ungkap mantan Kepala Bagian UPBJ ini.
Heri menyampaikan, kebiasaan BABS sering kali terjadi karena kurangnya akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak, sehingga menyebabkan lingkungan sekitar menjadi tercemar oleh kotoran manusia, yang berpotensi menyebarkan berbagai penyakit seperti diare, corela, infeksi saluran pernapasan, serta stunting.
Untuk memperbaiki hal itu, perlu dilakukan inovasi perubahan sanitasi layak melalui kemitraan dan kolaborasi bersama stakeholders, dunia usaha dan swasta, termasuk memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan melakukan aksi nyata dengan membenahi, memelihara kondisi sanitasi yang tidak layak menjadi sanitasi layak yang aman bagi masyarakat.
“Kondisi ideal yang diharapkan adalah tersedianya infrastruktur sanitasi layak bagi masyarakat di desa dan kelurahan guna menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta kualitas hidup masyarakat kabupaten Gorontalo yang lebih baik, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan penguatan daya saing serta pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkas Heri.
Penulis : Even Makanoneng