Kronologi, Gorontalo – Pemerintah Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, mencacat sebanyak enam desa direndam banjir akibat tanggul jebol di Dusun Tenang, Desa Dungaliyo, Selasa 23 Juli 2024.
Tidak hanya merendam rumah dan sarana pendidikan, banjir di wilayah tersebut ikut menggangu jalan, sawah, dan perkebunan milik warga akibat luapan air Sungai Dungaliyo. Peristiwa ini terjadi karena curah hujan yang cukup tinggi sejak pukul 04.00 WITA. Air sungai yang meluap tak mampu dibendung, hingga mengakibatkan tanggul jebol sepanjang 30 meter.
“Data sementara yang kami catat untuk hari ini per pukul 12.30 WITA, ada enam desa yang terdampak. Diantaranya, Desa Dungaliyo, Desa Kaliyoso, Desa Pilolalenga, Desa Pangada’a, Desa Duwanga, dan Desa Bongomeme dengan total jumlah rumah terdampak sebanyak 856 unit,” kata Camat Dungaliyo, Mohamad Ranal Ismail melalui telepon WhatsApp.
Jumlah 856 unit rumah tersebut tersebar di wilayah Desa Dungaliyo 194 rumah, Desa Bongomeme 109 rumah, Desa Kaliyoso 154 rumah, Desa Duwanga 213 rumah, Desa Pangada’a 47 rumah, dan Desa Pilolalenga 139 rumah.
Sedangkan untuk kepala keluarga (KK) yang menjadi korban banjir, Kata Ronal, tercatat sebanyak 980 KK dengan jumlah 2.775 jiwa.
“Untuk jumlah bayi dan balita yang terdampak 180 orang, lansia 221 orang, ibu hamil 28 orang, disabilitas 37 orang, dan warga warga sakit 2 orang. Khusus untuk lansia kami tempatkan mereka tinggal dekat posko dapur umum di Desa Dungalio dan Desa Duwango,” terang Ronal.
Ronal mengatakan, banjir yang terjadi lantaran sepadan sungai yang terus tergerus hingga tidak mampu menahan luapan air Sungai Dungaliyo. Akibatnya tanggul di wilayah itu jebol.
“Menindaklanjuti bencana ini Bupati Nelson Pomalingo sudah melakukan peninjauan secara langsung dan memerintahkan kami bergerak dengan cepat, seperti melakukan upaya evakuasi warga, mendirikan posko pengungsian, dan dapur umum. Nah, untuk masalah kerusakan tanggul masuk kewenangan BWS Sulawesi II Gorontalo,” tandas Ronal.
Penulis :Even Makanoneng