Kronologi, Gorontalo – MFS alias Farel (14), salah satu santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Sunan Ampel Gorontalo, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh MM selaku pimpinan Ponpes.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari orang tua korban Andre Sitio, penganiayaan itu terjadi di dalam asrama pondok pesantren, pada Sabtu (6/7/2024) malam yang beralamat di Jalan Lorosai No. 7, Pulubala, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo.
Menurut keterangan Andre, awalnya Farel menerima pukulan dan tendangan dari pimpinan pondok pesantren berinisial MM yang dilihat langsung oleh teman-temannya. Ditambah keterangan Farel, selain itu, MM juga menggunakan gagang sapu untuk memukulnya.
“Dipukul berulang-ulang. Saat itu anak saya tidak tahu kalau luka, tapi saat dia pegang kepala ternyata sudah ada darah tapi tetap dipukul. Mungkin juga yang pukul ini tidak tahu kalau kepala anak ini sudah luka, selesai melakukan pemukulan ini dia buang sapu dan langsung masuk ke dalam,” kata Andre.
Kata Andre, karena saat itu hujan deras dan dia merasa takut, Farel terpaksa diam dan tidak berani melapor. Namun lanjut Andre, karena temannya (teman Farel) panik melihat darah di kepala Farel, akhirnya Farel dibawa pulang ke rumah orang tuanya yang memang dekat dengan Pondok Pesantren Sunan Ampel.
“Diantar ke rumah neneknya, dan saya tahu itu subuh adik saya yang kasih tahu. Foto itu yang dikirim pun saya teruskan ke ustad yang ada di pesantren, menanyakan apa yang terjadi, kenapa anak saya begini, tapi dari pihak pesantren tidak ada respon sama sekali,” tambahnya.
Akibat tak ada respon dari pihak pesantren, orang tua Farel langsung membuat laporan ke Polresta Gorontalo Kota, juga melakukan pemeriksaan dan visum.
“Ini juga sudah kami laporkan ke pihak berwajib Polresta Gorontalo Kota, pada hari Minggu pagi. Setelah melakukan pelaporan kami ke rumah sakit, dan luka robek di kepala saya itu dijahit sebanyak dua jahitan,” terang Andre.
Andre berharap, kejadian kini yang terjadi pada anaknya ini, pihak Ponpes segera datang bertemu untuk menyampaikan kejelasan. Karena ia belum tahu pasti apa yang terjadi pada anaknya sehingga menerima pukulan tersebut.
“Cuma kata anak saya, dia ketangkap merokok. Memang kejadian ini sudah beberapa kali terjadi, dan memang setiap kejadian tidak ada yang langsung pukul, makanya kejadian ini bukan yang pertama tapi berulang kali,” jelas Andre.
Sementara itu, MM, selaku pimpinan Pondok Pesantren Sunan Ampel mengatakan, kejadian itu bermula saat santrinya (Farel) yang ketahuan merokok. Katanya, Farel sudah beberapa ketahuan merokok, bahkan dirinya sudah memerintahkan untuk membuat surat pernyataan agar tidak merokok pada tanggal 2 Juli 2024.
“Kami ini mengajarkan anak-anak yang baik, ini dia merokok di depan Juniornya lagi, dan ini juga saya sudah menulis semua kronologi ini dan juga sudah ada kuasa hukum saya,” tutupnya.
Penulis: Audy Anastasya