Kronologi, Pohuwato- Upaya Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pohuwato untuk menekan angka Stunting dinilai hanya upaya untuk pencitraan belaka.
Hal itu disampaikan langsung oleh salah satu aktivis Pohuwato, Aswad Lihawa. Jumat, (23/5/2025)
Menurutnya, pemda Pohuwato tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah stunting jika warganya terus berteriak dan mengemis untuk mendapatkan air bersih.
“Pemda masih mengaku peduli stunting saat warganya dilanda krisis air. Ini kan konyol. Sama saja hanya untuk pencitraan belaka agar terkesan peduli pada warga,” katanya.
Berdasarkan pemberitaan website resmi pemerintah Provinsi Gorontalo pada 13 Mei 2025 kata Aswad, jelas bahwa saat melakukan kunjungan kepada warga di Desa Molosipat, Kecamatan Popayato Barat, Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo menemukan adanya 200 Kepala Keluarga (KK) dengan kondisi yang memprihatinkan.
“Rumah kampung komunal dengan ukuran 5×5 berdinding dan berlantai papan, tidak ada air bersih dan sanitasi. Sungguh sangat memilukan kinerja pemerintah daerah Pohuwato ini. Terkesan bergerak kalau sudah ketahuan pejabat tinggi,” sesalnya.
Sehingga kata Aswad, pernyataan anggota DPRD Pohuwato pada tahun 2023 yang menyebut Pemda lebih mengedepankan kegiatan seremonial itu sudah terbukti dan tengah dirasakan oleh masyarakat saat ini.
“Ketua komisi 1 bilang waktu itu di media, kalau kegiatan yang menyangkut masyarakat dan mengancam stabilitas daerah tidak dihadiri,” jelasnya.
Terakhir, Aswad berharap agar pemerintah daerah Pohuwato benar-benar hadir untuk memberikan solusi bagi rakyat dan memberi bukti kongkrit agar rakyat bisa keluar dari krisis air bersih.
Penulis: Hamdi