Kronologi, Pohuwato- Salah satu Mahasiswa, Delpriyanto Tahir, menyoroti terkait kondisi kampus Universitas Pohuwato (Unipo) yang dinilai kian memprihatinkan, khususnya persoalan gaji dosen yang hingga saat ini belum dibayarkan selama beberapa bulan.
“Suatu kampus tidak akan bisa maju jika para dosennya diperlakukan seperti pengemis gaji,” katanya. Selasa, (13/5/2025).
Kata Delpri, gaji merupakan hak mendasar dosen yang seharusnya dipenuhi tepat waktu. Institusi pendidikan sambungnya, tidak dapat berjalan tanpa kehadiran pengajar.
Delpri khawatir, keterlambatan gaji dosen dapat berdampak negatif pada profesionalisme dan integritas akademik.
“Saya menduga kondisi ini akan berdampak pada pekerjaan para dosen dan bahkan bisa mendorong mereka melakukan tindakan yang tidak etis, seperti pungutan liar atau bahkan praktik korupsi yang memanfaatkan mahasiswa,” bebernya.
Selain itu, Delpri, juga mempertanyakan transparansi pengelolaan dana kampus, termasuk penggunaan uang kuliah dan uang pembangunan yang dibayar oleh mahasiswa setiap semesternya.
“Kemana uang mahasiswa sebenarnya ?, Apakah benar digunakan untuk pembangunan kampus?” tanya dia.
Saat ini kata dia, meskipun kampus Unipo telah memiliki enam angkatan, masing-masing fakultas hanya memiliki dua atau tiga ruang belajar. Bahkan, mahasiswa kerap mencari ruangan sendiri untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. Mahasiswa telah membayar uang gedung dan memiliki hak atas fasilitas perkuliahan yang layak.
“Kami seperti mengemis ruang belajar. Padahal kami sudah membayar. Lantas, jika uang pembangunan tidak jelas peruntukannya, dan SPP juga tidak digunakan untuk menggaji dosen, lalu ke mana semua dana itu pergi ?,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Delpri, juga mengingatkan agar pihak kampus tidak menjadikan mahasiswa sebagai korban dan ladang proyek untuk menutupi berbagai kekurangan manajemen internal.
Bahkan, Delpri, juga mendesak Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) agar segera turun tangan dan melakukan audit serta pengawasan ketat terhadap Universitas Pohuwato yang diduga telah melakukan pelanggaran serius dalam pengelolaan institusi pendidikan.
“Kami mahasiswa tidak akan tinggal diam. Kami mendesak adanya transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan terhadap hak-hak dosen dan mahasiswa,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kronologi.id sudah berupaya menghubungi pihak kampus, namun belum ada tanggapan.
Penulis: Dani Baderan