Kronologi, Pohuwato – Setelah Wakil Bupati Pohuwato dan Pani Gold Project (PGP), kini giliran Kepala Desa Hulawa, Erna Giasi, memberikan tanggapan terkait informasi maupun rencana relokasi oleh pihak perusahaan terhadap warganya.
Erna mengaku, bahwa sampai saat ini pihaknya tidak tahu persis informasi soal relokasi warganya itu berasal darimana.
“Informasi itu darimana, kalau saya sebagai pemerintah desa sampai dengan detik hari inipun, bicara tentang relokasi itu masih isu. Kemarin sampe ada demo-demo itu cuma isu” katanya kepada Kronologi.id. Minggu, (4/5/2025).
Bahkan kata Erna, ia pun sudah menghubungi langsung direktur perusahaan untuk mempertanyakan informasi soal relokasi terhadap warganya itu.
“Kalau memang toh ada yang kena dampak, bahasa kasarnya mungkin relokasi, coba kita bicarakan sama-sama, carikan solusi ini gimana. Nggak ada relokasi apalah begitu,” tegasnya.
Kata Erna, pihaknya pun bingung harus menyampaikan apalagi, sebab hingga sampai saat ini tidak ada pembicaraan terkait relokasi itu.
“Kan saya ini cuma kepala desa, ada camat, pemerintah daerah, ada DPRD, dan ini harus duduk bersama. Bukan mau pindah kucing ini, masyarakat ini. Kedepannya saya punya desa mau jadi apa, itu yang harus kita kaji bersama, tapi sampai dengan sekarang tidak ada. Tidak ada itu relokasi,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Erna, juga kembali menegaskan bahwa upaya maupun langkah-langkah yang dibuat oleh perusahaan untuk merelokasi warga pun sampai saat ini juga tidak ada.
Namun, Erna mengakui bahwa jika nanti perusahaan beroperasi, warga akan merasakan dampak debu dan kebisingan. Dan dampak itu sambungnya, sudah ia sampaikan kepada masyarakatnya.
“Itu yang mereka (perusahaan) sampaikan kepada saya sebagai pemerintah desa, saya sampaikan ke masyarakat, cuma itu. Tidak mungkin ada (relokasi) baru saya sebagai pemerintah desa cuma diam. Sampai dengan sekarang (relokasi itu) hanya isu. Kalau memang toh resmi, sudah ada penyampaian dari perusahaan itu sendiri, baru akan melakukan sosialisasi. Sampai sekarang belum ada,” bebernya.
Selain dari itu, yang membuat miris saat ini kata Erna, ia sebagai pemerintah desa tidak ada tahu ada warganya yang berinisiatif sendiri untuk menjual aset mereka ke pihak perusahaan.
“Mau bilang apa kalau sudah kebutuhan (warga). Jujur, saya yang sering menahan warga (agar tidak menjual asetnya ke perusahaan), karena saya minta kejelasan dulu kalau memang kalian (warga) kena dampak. Karena wajib kan saya mencari tahu saya punya masyarakat. Ini yang saya rasa sekarang ini,” keluhnya.
Terakhir, istri dari ketua DPRD Pohuwato itu kembali menegaskan bahwa sampai dengan saat ini, belum ada pemberitahuan resmi dari perusahaan kepada pihak pemerintah desa terkait dengan rencana maupun relokasi itu.
“Kalau memang ada, satu yang saya utamakan, sosialisasi dulu. Itu yang saya akan minta kalau toh memang ada (relokasi) dari perusahaan. Harapan saya kepada pihak perusahaan, kalau memang mereka (warga) kena dampak, bukan bicara relokasi. Kena dampak, ya mari kita carikan solusi. Yang saya inginkan disini, bagaimana Hulawa itu dengan adanya investor besar, saya punya desa maju dan masyarakat sejahtera, itu saja,” pungkasnya.
Penulis: Hamdi