Kronologi, Pohuwato – Salah satu aktivis di Kabupaten Pohuwato, Aswad Lihawa, memberikan kritik terhadap DPRD Provinsi (Deprov) Gorontalo yang datang berkunjung ke perusahaan yang ada di wilayahnya pada Rabu, (30/4/2025) kemarin.
Menurutnya, DPRD Provinsi Gorontalo hanya memikirkan soal investasi dari perusahaan tambang tersebut, namun lupa dengan keberadaan masyarakat disekitar wilayah perusahaan, khususnya di Desa Hulawa, yang akan terkena dampak langsung dari aktivitas perusahaan itu sendiri.
“Di desa tersebut terinformasi akan ada 3 dusun yang akan direlokasi. Ini yang seharusnya jadi perhatian penting,” katanya. Jumat, (1/5/2025).
Bahkan kata Aswad, informasi terkait relokasi warga tersebut telah sampai kepada pihak Deprov Gorontalo itu sendiri, namun hingga saat ini belum diketahui tindaklanjutnya.
“Jangan sampai ngomong ke masyarakat informasi relokasi itu tidak benar, tapi terbukti benar adanya,” ucapnya.
Selain itu kata dia, hingga saat ini pemerintah juga hanya banyak menyampaikan nilai investasi dari hadirnya perusahaan tersebut tanpa merinci secara jelas berapa pembagiannya untuk daerah, khususnya Kabupaten Pohuwato itu sendiri.
“Investasinya triliunan, tapi masyarakat tidak tahu persis apakah uang triliunan itu untuk kabupaten Pohuwato atau bagaimana. Itu yang seharusnya dijelaskan oleh pemerintah,” pintanya.
Jangan sampai sambungnya, pujian-pujian yang disampaikan atas kehadiran perusahaan itu berubah menjadi malapetaka saat hasil alam Pohuwato telah habis.
“Mengharapkan pemerintah terbuka atas dampak buruk itu rasanya tidak mungkin. Tapi kalau bicara dampak positif, mereka paling terdepan,” sesalnya.
Terakhir kata Aswad, jika hadirnya perusahaan itu bermanfaat bagi masyarakat, seharusnya mampu membebaskan masyarakat dari krisis air bersih, bukan justru rebutan bersama masyarakat.
Penulis: Hamdi