Kronologi, Bitung – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Utara (Karantina Sulut) sukses memfasilitasi pelepasan ekspor produk unggulan daerah dengan total nilai ekonomi mencapai Rp13,36 miliar.
Pelepasan ekspor ini dilakukan di Terminal Peti Kemas dan Fasilitas Terpadu (TPFT) Pelabuhan Laut Bitung pada Rabu, 23 April 2025, dan dihadiri oleh Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean, serta Wakil Gubernur Sulawesi Utara, J. Victor Mailangkay.
Dalam sambutannya, Sahat M. Panggabean menegaskan komitmen Barantin untuk terus memberikan layanan karantina yang optimal demi mendukung ekspor produk berkualitas asal Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk memastikan produk unggulan Indonesia memenuhi standar kesehatan dan keamanan internasional melalui layanan karantina yang cepat, tepat, dan akuntabel,” ujar Sahat.
Setiap komoditas yang telah lolos uji laboratorium dan bersertifikasi, dipastikan berkualiras. Sesuai standar negara tujuan. Bahkan pasar internasional.
Produk yang diekspor mencakup berbagai komoditas unggulan Sulawesi Utara, termasuk bunga pala serta produk turunan kelapa seperti konsentrat air kelapa, kelapa parut kering, dan serpihan kelapa dengan total 147,46 ton.
Selain itu, sebanyak 66,28 ton produk ikan kaleng juga turut dikirim ke berbagai negara tujuan, seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, Belgia, Tiongkok, Italia, India, dan Rusia. Produk-produk ini berasal dari tujuh pelaku usaha lokal Sulut yang terus berupaya meningkatkan daya saing di pasar global.
Kepala Karantina Sulut, I Wayan Kertanegara, menjelaskan bahwa seluruh komoditas yang diekspor telah melalui proses pemeriksaan yang ketat.
“Kami memastikan semua produk ekspor bebas dari hama dan penyakit serta memenuhi persyaratan negara tujuan, baik melalui pemeriksaan fisik maupun kelengkapan dokumen,” tegas Wayan.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara, J. Victor Mailangkay, memberikan apresiasi kepada para eksportir dan peran Barantin dalam mendukung peningkatan daya saing produk Sulut di pasar internasional.
“Potensi sektor perkebunan dan perikanan di Sulawesi Utara sangat besar dalam mendorong perekonomian daerah. Pemerintah provinsi akan terus mendukung upaya ekspor produk unggulan lainnya demi kesejahteraan masyarakat,” ungkap Victor.
Pelepasan ekspor ini tidak hanya menjadi pencapaian penting bagi perekonomian Sulawesi Utara, tetapi juga mencerminkan kualitas komoditas lokal yang mampu bersaing di pasar global.
Sahat mengakui. Selama ini komoditas-komoditas asal Sulut, tercatat dalam dokumen asal, dari daerah lain, seperti Surabaya atau Jakarta.
” Kami akan memastikan dokumen asal, setiap komoditas, hal ini akan bermanfaat, untuk peningkatan kualitas maupun kuantitas produk. Bahkan dapat mempengaruhi dana bagi hasil pajak ekspor untuk daerah asal,” papar Sahat.
Kolaborasi erat antara Badan Karantina Indonesia, pemerintah daerah, dan para pengusaha dinilai menjadi kunci utama dalam meningkatkan jumlah ekspor dari Sulawesi Utara.
Sahat menutup acara dengan harapan agar lebih banyak produk unggulan Sulut dapat menembus pasar dunia di masa mendatang.
“Barantin akan terus memberikan dukungan penuh dalam setiap proses ekspor, mulai dari pendampingan hingga memastikan produk kita diterima di negara tujuan,” pungkasnya.