Arah Pantura – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa Festival Dulag Istimewa diselenggarakan untuk menjaga dan melestarikan tradisi kultural masyarakat Jawa Barat dalam menyambut Idulfitri.
Dalam sambutannya pada acara Festival Dulag Istimewa bertema “Merawat Tradisi Melalui Harmoni untuk Jabar Istimewa” yang diadakan di Bale Pakuan (Gedung Negara Pakuan) Kota Bandung pada Minggu (30/3/2025) malam WIB, Gubernur Dedi menjelaskan bahwa kegiatan menabuh dulag merupakan bagian dari tradisi Islam kultural di Indonesia, yang identik dengan penabuhan bedug.
“Menabuh dulag adalah kebiasaan dalam tradisi Islam kultural, yang merujuk pada pemukulan bedug,” ujar Dedi.
Gubernur Dedi menambahkan, Festival Dulag Istimewa diinisiasi sebagai bentuk pelestarian tradisi bedug yang selama ini menjadi simbol spiritualitas, terutama menjelang hari-hari ganjil di bulan Ramadan.
“Memasuki baju Lebaran, masyarakat menyebutnya meuli baju bedug. Bedug tersebut menandai dimulainya kegiatan spiritualitas di hari-hari ganjil ketika puasa berlangsung,” jelasnya.
Acara ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga warisan budaya Ngadulag, tradisi memukul bedug yang dilakukan oleh masyarakat Sunda menjelang dan selama bulan Ramadan hingga Idulfitri, namun juga untuk mengedukasi generasi muda agar tradisi tersebut tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Dedi menekankan bahwa nilai-nilai kebersamaan, pelestarian budaya, syiar agama, dan kegembiraan turut terkandung dalam tradisi Ngadulag. Selain itu, Gubernur juga menyampaikan bahwa kegiatan Festival Dulag Istimewa berhasil mengurangi angka kemacetan.
“Malam takbiran ini merupakan wadah kebersamaan. Saya membuka ruang bagi warga untuk merayakan takbiran bersama, mengurangi kemacetan yang sering terjadi karena aktivitas keliling yang berlebihan, dan mencegah konflik antar pelaku tradisi,” tutur Dedi.
Festival ini melibatkan partisipasi 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat serta 27 peserta dari Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, membuktikan antusiasme masyarakat terhadap tradisi Ngadulag yang kian eksis. Makin Tahu Indonesia.**
Artikel ini juga tayang di ArahPantura.id