Kronologi, Jakarta – Direktur Utama (Dirut) Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin menekankan, bahwa salah satu dari 8 misi Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka yakni, Memantapkan Sistem Pertahanan dan Mendorong Kemandirian Bangsa Melalui Swasembada Pangan, Energi, Air, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Hijau, dan Ekonomi Biru’.
Hal itu dikatakan Arief pada acara Sarasehan Lingkungan Dalam Rangka Hari Air Sedunia yang dilaksanakan Koalisi Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI).
Sarasehan yang bertajuk “Konservasi Alam dan Mitigasi Krisis Air Bersih/Minum”, berlangsung di Aula KI Hajar Dewantara, Kantor Dinas Pendidikan, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (22/3/2025) sore.
Menurut Arief, Sistem Pertahanan dan Mendorong Kemandirian Bangsa yang merupakan salah satu program Presiden Prabowo perlu didukung oleh semua pihak.
“Pada masa pemerintahan Pak Prabowo, air juga menjadi salah satu dari 17 program prioritas yakni, swasembada pangan, energi, dan air,” katanya.
Arief menegaskan, diperlukan peran semua pihak untuk menjaga ketersediaan suplai air baku, termasuk melalui konservasi lingkungan.
“Kami mendapatkan mandat untuk merealisasikan cakupan layanan air bersih 100 persen di Jakarta pada tahun 2030. Untuk itu, kelestarian sumber-sumber air perlu dijaga,” ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sarjoko mengapresiasi Perumda PAM Jaya yang saat ini sudah menyediakan water purifier di sejumlah sekolah.
Sarjoko mengatakan, water purifier tersebut sangat memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan air minum para peserta didik dan guru.
“Mereka tidak perlu lagi membeli air minum dalam kemasan. Bisa menghemat uang jajan untuk ditabung,” kata Sarjoko, saat membuka sarasehan.
Sarjoko menjelaskan, dengan adanya water purifier tersebut juga dapat mengurangi sampah dari mengonsumsi air minum kemasan. Sehingga, kebersihan lingkungan sekolah juga bisa lebih terjaga.
“Mereka cukup mambawa tumbler dari rumah dan bisa diisi air melalui water purifier untuk kebutuhan konsumsi air minum di sekolah,” terangnya.
Untu itu, Sarjoko mengajak, para pelajar dan mahasiswa di Jakarta, khususnya yang tergabung dalam organisasi pecinta alam untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan sebagai upaya mitigasi menjaga ketersediaan air bersih/minum.
“Saya minta para pelajar bisa ikut menanam pohon, tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran maupun sungai untuk menjaga konservasi air,” ungkapnya.
Sedangka Direktur Eksekutif Koalisi Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya yang akrab disapa Adjie Rimbawan menyampaikan, fenomena krisis lingkungan dan kelangkaan air bersih/minum membawa dampak signifikan terhadap realitas kehidupan sehari-hari.
“Saat ini ada ketidakpastian musim, cuaca ekstrem, hingga peningkatan suhu terjadi lebih sering dari biasanya. Di tengah situasi ini, konservasi air tidak hanya menjadi tindakan teknis, tetapi juga perlu peranan dan partisipasi berbagai elemen menjadi urgen dalam mengatasi krisis yang kian drastis,” jelas Adjie.
Adjie mengungkapkan, kesadaran akan konservasi dan mitigasi krisis menjadi niscaya sebagai langkah penting untuk memahami bahwa air tidak hanya sebagai kebutuhan primer, melainkan juga bagian dari ekosistem yang tidak terpisahkan dalam menopang kehidupan manusia.
“Sarasehan lingkungan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan kepada para penggiat alam bebas tentang pentingnya menjaga kelestarian air bersih dan konservasi alam sebagai bagian menjaga keberlanjutan lingkungan demi menjaga ekosistem alam,” pungkas Adjie.
Untuk diketahui, sarasehan ini menghadirkan narasumber berkompeten yakni, Direktur PAM Jaya, Arief Nasrudin; Pengamat Perkotaan, Nirwono Joga; Pemerhati Jakarta, Sugiyanto; Direktur Institut Hijau Indonesia, Slamet Daroini; dan Penggiat Lingkungan, Reiza Patters.
Sarasehan lingkungan ini diikuti oleh 110 ekskul Sispala SMA, SMK dan Madrasah Aliyah Negeri, serta komunitas tujuh Mapala di Jakarta dan 20 senior penggiat Alam Bebas sekaligus para Alumni Sispala se-Jakarta.
Editor: Fian