Kronologi, Jakarta – Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta (Katar) Sugiyanto alias SGY Emik, menyoroti penggunaan air tanah oleh ratusan gedung perkantoran dan kawasan pabrik di Jakarta.
Pasalnya, hal itu jelas melanggar ketentuan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 93 Tahun 2021 tentang Zona Bebas Air Tanah untuk mencegah dampak yang lebih parah.
“Di Jakarta masih banyak penggunaan air tanah sehingga rawan terjadi penurunan muka tanah,” kata SGY dalam diskusi publik mengenai sumber air baku untuk air minum di kawasan Tebet, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Karena itu, SGY meminta Pemprov DKI Jakarta tegas melakukan penertiban. Menurutnya, gedung-gedung ‘bandel’ tersebut harus segera dihentikan dalam menggunakan air tanah.
Lebih jauh Sugiyanto mengingatkan, Jakarta menghadapi krisis air bersih dan air mimum. Kebutuhan air bersih yang tinggi tidak sebanding dengan pasokan yang tersedia, ditambah dengan buruknya kualitas air baku.
Sebagai contoh, kata SGY, pada tahun 2023, kebutuhan air bersih di Jakarta diperkirakan mencapai 26.100 liter per detik, namun pasokan yang tersedia hanya sekitar 17.000 liter per detik.
Artinya, terdapat defisit sekitar 9. 100 liter per detik atau sekitar 35 persen dari total kebutuhan. Sementara itu, pada tahun 2024, diperkirakan kebutuhan air bersih akan mencapai sekitar 31.000 liter per detik, sementara PAM Jaya hanya dapat mengelola sekitar 20.750 liter per detik, dengan target cakupan layanan air bersih mendekati 68-70% pada akhir tahun 2024
Akibat masalah tersebut, banyak wilayah di Jakarta yang mengalami krısıs air bersih, salah satunya adalah Jakarta Barat. Sebagai contoh konkret, pada Oktober 2023, krisis air bersih terjadi di 18 kelurahan di Jakarta Barat akibat penurunan kualitas air baku di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota.
Pada saat itu, kadar Total Dissolved Solids (TDS) dalam air baku mencapai 2.000, jauh melebihi batas maksimal 200 yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Akibatnya, operası IPA Hutan Kota dihentikan, yang menyebabkan gangguan layanan air bersih bagi warga yang terdampak.
Sementara itu, Corporate Secretary PAM Jaya, Gatra Vaganza mengatakan, bahwa PAM Jaya saat ini fokus pada percepatan peningkatan cakupan pelayanan Sistem Ponyediaan Air Minum (SPAM) di Jakarta serta penurunan Non-Revenue Water (NEW) dari 40.2% saat ini menjadi 30% pada tahun 2030.
Selain itu, perluasan layanan juga dilakukan dengan menambah 29.326 sambungan rumah pada periode 2021 hingga Juli 2024. Dalam hal ini, PAM Jaya mengandalkan proyek pembangunan SPAM Regional Jatiluhur untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Jakarta.
Peningkatan ketersediaan air dilakukan dengan menambah 7.000 kilometer pipa baru dan membangun reservoir kommunal.
Target 100 persen pelayanan PAM Jaya hingga tahun 2030 mencakup 18 Instalasi Pengolahan Air (IPA), 2006 167 Satuan Rumah (SR) pelanggan, panjang pipa 19.234 km, NRW sebesar 30%, serta distribusi air sebanyak 32.950 liter per detik (Ips) atau 2.846.580 meter kubik per hari.
Editor: Fian