Kronologi, Manado – Luar biasa inovasi yang dikerjakan kelompok masyarakat pengepul sampah Komunitas Micro Recyling Center Manado (MRCM), binaan Lembaga Swadaya Masyarakat Manengkel Solidaritas, dengan mengubah sampah yang tidak laku dijual, disulap menjadi atap panel dan kotak bak sampah berbagai ukuran.
Bengkel produksi atap panel yang dikelola MRCM, berlokasi di Kelurahan Sumompo Lingkungan satu, kota Manado, setiap harinya membeli sampah plastik, tas kresek, plastik pembungkus wadah, pembungkus permen, pembungkus diterjen dan jenis plastik pembungkus lainnya, dengam harga yang tinggi dari ibu ibu pengepul sampah yang ada di kota Manado seputaran tempat pembuangan akhir Sumompo.
Sementara dari proses pembelian, pemisahaan, sampai dengan pengepresan plastik plastik yang tidak laku dijual di bank sampah ini, 80 persen melibatkan tenaga ibu ibu pengupul warga sekitar Keluarahan Sumompo.
Ketua Umum LSM Manengkel Solidaritas Sella Runtolalu, selaku pembina dan mentor untuk Komunitas MRCM ini, menuturkan, awal mula sampai adanya dibuatkannya Bengkel Pembuatan Atap rumah dari plastik yang tak laku dijual.
“Awal dari kegiatan daur ulang ini, timbul dari keprihatinan ketika melihat sampah di TPA mengunung, dan juga melihat masyarakat di sekitar TPA banyak yang dikategorikan keluarga kurang mampu, padahal sampah ini bisa jadi sirkular ekonomi. Akhirnya LSM kami, putar otak membantu pemerintah mencari solusi bagaimana mencari solusi menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar TPA, dan juga bisa mengurangi sampah plastik yang tidak bisa dijual kembali.”cerita wanita yang energik dan padat dengan kegiatan sosial ini.

Lebih lanjut, Sella Runtolalo, menjelaskan bagaimana upaya mereka untuk bisa memulai rencana mulia untuk membantu keluarga kurang mampu di lokasi TPA.
“Nah kami akhirnya mendapat dukungan pendanaan untuk memulai usaha ini dari waste free 23.org, sebuah organisasi dari USA yang berfokus pada pengurangan limbah dan mendorong masyarakat untuk hidup berkelanjutan. Maka kami berinisiatif memulainya pada Desember 2024, dengan dukungan Waste Free 23.org, kami mulai aksi mengurangi sampah yang tidak laku dijual seperti sampah sampah ini, ada plastik kresek, plastik permen, plastik plasti ukuran kecil bungkusan saset sasetan dan jenis sampah lainnya, sampah sampah ini dikumpulkan kemudian didaur ulang dan dijadikan panel atau atap rumah, dan tempat sampah. Kemudian kami distribusikan ke sekolah kolah, ke warung warung, dan di tempat umum lainnya, agar bisa dimanfaat warga untuk membuang sampah di situ.
Sementara, untuk atap sampah atau panel yang diolah dari plastik tidak laku dijual, kami bagikan ke rumah rumah warga kurang mampu secara gratis. Sampai hari ini sudah ada 500 lembar atap panel yang kami bagikan untuk digunakan masyarakat kurang mampu. Target kami di 2025 ini, akan bisa memproduksi panel atau atap rumah dari sampah plastik lebih banyak lagi, namun memang kami butuh dukungan bantuan dari pihak mana saja, mau pemerintah atau swasta, atau badan, untuk bisa suport kami lewat bantuan pengadaan mesin pres pembuat panel atap dari sampa.”jelas Sella ramah.
Sementara dari pihak pemerintah lewat Kabid Pengolahan sampah dan limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup kota Manado, Lieke Kembuan, mengapresiasi kegiatan ini.
“Saya mewakili pemerintah mengapresiasi teman teman yang ada di tempat daur ulang sampah plastik di tempat ini, tentunya kami sebagai pemerintah sangat sangat mendukung program ini karena memang pemerintah baik dari Pusat sampai ke daerah sedang konsen dengan penangganan sampah, dengan program nasional Gerakan Bersih Seluruh Indonesia yang dicetuskan langsung dari bapak Presiden Prabowo.” Ujar wanita yang dikenal super energik ini.

“Gerakan itu harus dimulai dan saya senang sudah ada kelompok masyarakat yang memulai saat ini. Tentunya kami akan mendukung kelompok masyarakat yang sudah bersedia membantu kami pemerintah untuk mengurangi sampah plastik ini. Bentuk dukungan kami berupa pembentukan bank sampah unit di RT/RW, dan bank sampah induk. Terkait kegiatan warga yang sudah berjalan di sini di MRCM, kami akan usulkan ke Kementrian ataupun melalui pemerintah kota Manado, juga kami coba bantu lewat CSR dari pihak swasta, agar komunitas ini bisa dapat bantuan mesin pres, agar produksinya makin besar. Kami coba usulkan 2025 semoga bisa direalisasikan pada 2026 nanti.” tandas Kembuan.
Penulis : Anita Tambayong