Arah Pantura, Jakarta – Polresta Bogor Kota berhasil mengungkap motif di balik kasus pembunuhan yang dilakukan AAM (27) terhadap Septian (37), seorang satpam penjaga rumahnya di Jalan Lawang Gintung, Bogor Selatan, Jawa Barat.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo menyatakan, aksi sadis itu dipicu rasa kesal tersangka terhadap korban yang sering melaporkannya ke ibunya terkait kebiasaan pulang malam. “Korban mengadu ke ibu tersangka, sehingga tersangka sering dimarahi,” jelas Eko pada Senin (20/1/2025).
Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada Jumat dini hari (17/1) sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, pelaku mendatangi korban yang sedang tidur di pos satpam depan rumahnya. Tanpa ampun, AAM menikam tubuh korban sebanyak 22 kali dan menggorok lehernya menggunakan pisau.
Pisau tersebut sengaja dibeli beberapa jam sebelum kejadian di sebuah toko peralatan rumah tangga. “Barang bukti berupa pisau dan struk pembelian telah kami amankan, bersama keterangan dari lima saksi,” tambah Eko.
Setelah kejadian, pelaku ditangkap usai sang sopir melaporkan insiden ini ke polisi. Hasil tes urine menunjukkan AAM positif mengonsumsi tembakau sintetis.
Atas perbuatannya, AAM dijerat Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, dan Pasal 1 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota AKP Aji Riznaldi menjelaskan bahwa korban tak sempat melawan karena serangan terjadi saat ia baru terbangun. “Korban langsung diserang dengan sebilah pisau setelah dikejutkan dari tidurnya,” kata Aji.
Usai membunuh, AAM berusaha menyuap saksi dengan imbalan Rp5 juta agar mereka tidak melaporkan kejadian itu. Namun, para saksi tetap melapor ke pihak berwenang.
“Saksi langsung pergi ke Polsek, dan kami segera mengamankan tersangka dan para saksi di lokasi kejadian,” imbuh Aji.
Sementara itu, Farida Felix, ibu tersangka sekaligus seorang pengacara, mengungkapkan rasa penyesalan mendalam atas tindakan anaknya. Ia menyebut AAM berada di bawah pengaruh obat saat kejadian.
“Saya memohon maaf kepada ibu Septian. Anak saya melakukan ini di luar kendali karena pengaruh obat,” ujar Farida dengan penuh haru.
Farida juga mengenang Septian sebagai sosok satpam yang sopan dan baik hati. “Septian selalu menyapa saya dengan ramah, seperti mengucapkan ‘Selamat pagi’ atau ‘Selamat malam.’ Saya sangat sedih atas kejadian ini,” katanya.
Sebelumnya, jenazah korban ditemukan bersimbah darah pada Jumat pagi (17/1) pukul 04.30 WIB di rumah mewah tempatnya bekerja. Korban mengalami luka parah di kepala dan dada. Saat ini, jenazah telah dimakamkan.**
Artikel ini juga tayang di ArahPantura.id