Arah Pantura, Bandung — Bentrokan antarorganisasi masyarakat (ormas) kembali terjadi, kali ini melibatkan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) dan Pemuda Pancasila (PP). Insiden penyerangan berlangsung di markas PP yang terletak di Jalan BKR, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (15/1) sekitar pukul 14.30 WIB. Kejadian ini menyebabkan kerusakan sejumlah kendaraan serta korban luka-luka.
Menurut saksi mata, kelompok GRIB yang mengenakan seragam loreng bertuliskan nama ormas tersebut, mendatangi markas PP dan langsung melakukan serangan. Salah satu saksi, Abah Yadi, mengungkapkan bahwa jumlah massa tidak seimbang, karena hanya sedikit anggota PP yang berada di lokasi saat kejadian.
“Kelompok GRIB datang langsung menyerang. Saya sendiri tidak tahu pasti penyebabnya, tapi saat kejadian, kami hanya sedikit orang di markas,” ujar Abah Yadi.
Dampak serangan ini cukup parah, dengan laporan enam orang mengalami luka-luka. Beberapa korban menderita cedera akibat sabetan senjata tajam, sementara yang lain terkena lemparan batu. Selain itu, dua mobil dan satu sepeda motor yang terparkir di lokasi turut mengalami kerusakan.
Wakil Ketua MPW PP Jawa Barat, Yus Hermansyah, mengungkapkan bahwa total korban mencapai 12 orang, dengan empat di antaranya mengalami luka akibat senjata tajam. “Korban akibat sabetan senjata tajam ada empat orang. Delapan lainnya luka karena lemparan batu. Jadi total ada 12 korban,” jelas Yus.
Korban luka yang sempat dirawat di rumah sakit kini telah diperbolehkan pulang setelah kondisi mereka membaik. Sementara itu, PP Jabar memutuskan untuk menempuh jalur hukum dengan melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Bandung.
“Kami sudah mendatangi Polrestabes Bandung bersama kuasa hukum untuk memberikan keterangan terkait kejadian ini,” tambah Yus.
Kapolsek Regol, Kompol Heri Suryadi, menegaskan bahwa Polrestabes Bandung telah memulai penyelidikan. Ia meminta semua pihak mempercayakan penanganan kasus ini kepada aparat penegak hukum. “Penyelidikan dan penyidikan sudah berjalan. Kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas,” tegasnya.
Bentrokan antarormas ini menjadi perhatian publik, sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga kondusivitas di masyarakat dan menghindari tindakan anarkis.**
Artikel ini juga tayang di ArahPantura.id