Kronologi, Gorontalo – Juru Bicara Calon Gubernur Nelson Pomalingo, Mansir Mudeng, angkat suara soal pernyataan Calon Bupati Sofyan Puhi dalam acara rapat koordinasi Partai NasDem, Rabu 16 Oktober 2024.
Sofyan menyebut pemerintah saat ini defisit Rp2,1 miliar setiap bulan. Bahkan, tren kemiskinan era pemerintah saat ini berbeda dengan pemerintahan almahum David Bobihoe. Pada periode pertama tahun 2005 David Bobihoe bersama Sofyan, angka kemiskinan berada pada posisi 34,49 persen.
Selanjutnya, pada periode kedua tahun David Bobihoe bersama Tonny Junus angka kemiskinan dari 34,49 turun menjadi 18 persen. Angka tersebut jauh berbeda dengan tren kemiskinan pada pemerintahan saat ini hanya turun 1,6 persen selama kurun 10 tahun.
“Kami tidak tahu sumber atau rujukan data kemiskinan yang disampaikan Sofyan Puhi. Tapi mestinya pembisik Sofyan Puhi harus memberikan masukan positif, supaya Sofyan dan Tonny lebih cerdas menyampaikan data,” kata Mansir kepada wartawan, Selasa 22 Oktober 2024 siang.
Mansir menuturkan, jika berbicara soal angka kemiskinan daerah maka sumber yang pantas menjadi rujukan adalah data yang dikeluarkan lembaga resmi pemerintah atau Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Gorontalo.
“Saya ingin memberi pemikiran banding kepada pasangan Sofyan Tonny. Berdasarkan data BPS, pada akhir masa pemerintahan David Bobihoe dan Tonny Junus, angka kemiskinan berada pada posisi 21,80 persen. Angka tersebut turun menjadi 21,03 persen pada tahun 2016 saat awal pemerintahan Nelson,” ungkap Mansir.
Kemudian, pada periode kedua tahun pertama pemerintahan Nelson Pomalingo bersama Hendra Hemeto tahun 2020, angka kemiskinan turun menjadi 17,56 persen, tahun 2021 angka kemiskinan naik ke 17,87 persen, lalu turun menjadi 17,71 persen pada tahun 2022, dan tahun 2023 turun 17,48 persen.
“Untuk tahun 2024 pemerintahan Nelson Hendra turun menjadi 16,43 persen. Nah, jika kita hitung dengan angka kemiskinan 21,80 persen yang diwariskan David Bobihoe-Tonny Junus, maka sejak awal pemerintahan Nelson hingga periode kedua bersama Hendra turun menjadi 5,37 persen,” jelas Mansir.
“Angka kemiskinan 1,6 persen yang disebut Sofyan Puhi itu dari mana? Jangan parsial melihat sesuatu, tapi harus komprehensif agar tidak gagal berfikir. Saya bisa simpulkan bahwa dibawah pemerintahan Nelson Hendra tren penurunan kemiskinan terlihat jelas sangat baik,” sambung Mansir.
Menurut politisi PAN ini, perbandingan angka kemiskinan di era pemerintahan Sofyan Tonny dengan Nelson Hendra terlihat sangat berbeda. Sebab, jika dibandingkan, pemerintahan Nelson Hendra serius dalam menurunkan angka kemiskinan.
“Jadi semuanya jelas, siapa yang paling cerdas menjalankan pemerintahan dalam menurunkan angka kemiskinan,” tegas Mansir.
Selain itu, Mansir berkomentar soal daerah yang disebut Sofyan defisit Rp2,1 per bulan. Kata Mansir, Sofyan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu yang belum tentu benar.
“Data daerah defisit Rp2,1 miliar per bulan ini data itu dari mana? Kalau hitungan mereka seperti itu. maka menurut saya pemerintahan ini sudah bubar, tidak bisa bayar listrik, perjalanan dinas anggota DPRD, dan tidak bisa membayar ini dan itu,” terang dia.
“Fakta yang terjadi hari ini adalah pemerintahan Nelson Hendra masih berjalan dengan baik, contoh seperti pembayaran gaji dan TPP, semua terealisasi. Tapi coba bandingkan dengan kabupaten kota lain, banyak yang bermasalah,” tandas Mansir.
Penulis: Even Makanoneng