Kronologi, Madiun – Menyentuh perasaan, seorang pekerja jasa Ojol di Kota Madiun, Jawa Timur, yang tengah mengemudikan laju motornya tiba-tiba ndlosor di panasnya jalan beraspal, Sabtu (31/8/2024).
Saat tersadar, pejuang pencari nafkah keluarga itu mengaku mengantuk saat hendak menuju masjid untuk Sholat Dzuhur, usai mengantar pelanggannya.
Korban kecelakaan tunggal itu bernama Wardoyo, 50 tahun, warga Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Madiun. Dia terbanting di Jl. Dawuhan, Kelurahan Banjar Rejo, Kecamatan Taman, sempat terseret beberapa meter bersamaan motor yang dikemudikannya.
Korban yang mengenakan helm dan jaket dengan warna khas pengemudi Ojol, hijau menyala itu, mengalami luka-luka ringan di beberapa bagian tubuhnya.
Sedangkan sepeda motor bernopol AE 2801 GW, sebagai satu-satunya alat mencari nafkah, hancur di beberapa sisinya. Bahkan, komponen jok tempat duduk motor sampai terlepas dari sasis kendaraan.
“Saya kaget. Saya berdiri tak jauh dari lokasi kejadian. Saya tahu jatuhnya korban. Tiba-tiba terdengar, ‘Bruaaakkk….sreeetttt….’ Pengemudi Ojol itu jatuh dan terseret,” kata Markun Serbet, warga setempat yang menolong korban, kepada jurnalis.
Dikatakannya, korban meluncur dari arah Barat ke Timur dalam kecepatan cukup tinggi untuk ukuran mengemudi dalam kota. Persis di depan proyek rehabilitasi salah satu kantor pemerintah kota, korban terjatuh dan terseret.
Beruntung, saat korban terkapar tidak terdapat mobil yang melintas di area itu, hingga tidak memperburuk situasi. Beberapa pengemudi motor yang melintas berusaha mengantisipasinya, hingga korban lolos dari terjangan.
Saat telah sadar penuh, kepada jurnalis korban mengaku sama sekali tidak mengingat ketika dirinya terjungkal. Yang dirasakannya, , dirinya sudah dalam keadaan ditolong warga, diberi minum air putih, dan dibantu mengamankan motornya.
“Ya Allah, jujur saya mengantuk. Blas sama sekali saya tidak ingat apa-apa. Tiba-tiba sliutttt. Saya seperti tengah tidur. Lalu terbangun saat warga menolong saya,” aku korban yang masih pucat berkeringat, sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dijelaskan korban, sebelum akhirnya tertimpa musibah itu, dia baru saja mengantarkan salah seorang yang menggunakan jasanya sebagai tukang ojek modern.
Setelah mengantarkan pelanggan ke salah satu alamat di Kota Madiun, lantaran mendengar Adzan Dzuhur, dia bermaksud mencari masjid untuk menunaikan sholat 4 rakaat itu.
Soal rasa kantuk yang dialaminya, menurutnya, akibat kurang tidur. Lantaran, terusnya, dia bekerja hingga larut malam untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Dia meratapi, untuk memperbaiki kerusakan sepeda motor yang ditanggung, mungkin tak sebanding dengan penghasilan yang diperolehnya.
“Tak mengapa. Ini takdir. Saya tidak putus asa. Karena memang tidak boleh berputus asa. Saya akan hadapi tantangan ini. Akan tetap dan terus bekerja untuk keluarga saya,” semangat Wardoyo, sembari menelepon salah seorang keluarganya, mengabarkan kejadian yang dialaminya
Penulis : Bambang