Kronologi, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI meminta WNI menangguhkan perjalanan ke Lebanon, Iran, dan Israel untuk sementara waktu. Ini lantaran situasi keamanan di negara tersebut yang semakin tidak kondusif.
Selain itu, Kemlu juga meminta WNI yang menetap di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut. Hingga kondisi keamanan dinyatakan membaik.
“Kami mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut. Agar terus meningkatkan kewaspadaan,” demikian pernyataan resmi Kemenlu RI, di Jakarta, Minggu (4/8/2024).
Demi keselamatan dan keamanan, Kemlu turut meminta WNI untuk senantiasa mengikuti langkah-langkah kontingensi. Di mana mereka telah diarahkan oleh Perwakilan RI di negara tempat mereka menetap.
Perwakilan RI yang dapat dihubungi WNI apabila membutuhkan bantuan di antaranya KBRI Beirut (+961-7-0817-310), KBRI Teheran (+989-0-2466-8889). Serta KBRI Amman (+962-7-7915-0407), dan Direktorat Pelindungan WNI (+62-812-9007-0027).
Diketahui, eskalasi pertempuran antara Israel dengan gerakan Hizbullah meningkat. Menyusul serangan roket di Dataran Tinggi Golan pada 27 Juli yang menewaskan 12 orang.
Israel lantas menuduh Hizbullah sebagai pelakunya meski gerakan tersebut membantahnya. Serangan tersebut memperparah kondisi keamanan di perbatasan Israel-Lebanon.
Situasi saat ini memburuk sejak Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Baku tembak antara tentara Israel dan pejuang Hizbullah terjadi hampir setiap hari.
Menyusul kejadian 27 Juli tersebut, sejumlah pejabat Israel mengatakan bahwa perang dengan Lebanon sudah dekat. Sementara, pemerintah Lebanon menyatakan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari eskalasi pertempuran tersebut.
Merespons ketegangan yang terjadi, selain Indonesia, pemerintah sejumlah negara. Seperti Amerika Serikat, Kanada, Polandia dan Swedia juga meminta warga negaranya untuk segera meninggalkan Lebanon.
KBRI Beirut, dalam pengumumannya pada Senin (29/7), turut meminta WNI untuk mempertimbangkan keluar dari Lebanon untuk sementara waktu. Mereka diminta keluar secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia.
Hal tersebut karena sejumlah maskapai penerbangan internasional sudah mulai menangguhkan penerbangannya. Baik dari dan ke Lebanon akibat ketegangan yang semakin memuncak.
Editor: Fian