Kronologi, Jakarta – Bupati Maros, Dr. H.A.S. Chaedir Syam, S.IP., M.H., menjadi pembicara dalam simposium nasional tentang penguatan tata kelola migrasi di tingkat lokal.
Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dengan dukungan berbagai lembaga internasional seperti United Nations Indonesia, UN Women, United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Migration, dan Migration Multi-Partner Trust Fund, bertempat di Hotel Fairmont Jakarta, pada Selasa 23/7/2024.
Dalam paparannya, Bupati Maros mengungkapkan bahwa jumlah pekerja migran Indonesia yang telah kembali ke Kabupaten Maros dan terdata oleh pemerintah setempat masih sangat minim. Sejak tahun 2020 hingga 2024, hanya sekitar 40 pekerja migran yang tercatat secara prosedural, sementara data yang diperoleh menunjukkan sekitar 200 orang.
Bupati Maros menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Maros terhadap perlindungan pekerja migran Indonesia, mulai dari mereka yang baru memulai bekerja di luar negeri hingga yang telah kembali ke kampung halaman. Pemkab Maros terus berupaya memberikan perlindungan bagi pekerja migran yang telah kembali.
“Sampai hari ini, purna migran yang telah kembali di Maros telah membentuk suatu wadah atau organisasi dan berhasil mendirikan usaha yang dinamai Migran Mart serta koperasi yang dapat memberdayakan para purna migran. Purna migran yang paling banyak adalah perempuan,” ujar Bupati Chaedir Syam.
Melalui Migran Mart dan koperasi tersebut, para purna migran mendapatkan dukungan untuk berwirausaha dan berkontribusi pada perekonomian lokal. Inisiatif ini menunjukkan upaya nyata dalam memberdayakan purna migran, khususnya perempuan, untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Simposium nasional ini merupakan upaya bersama untuk mengatasi tantangan migrasi dan meningkatkan tata kelola migrasi yang lebih baik di tingkat lokal.
Pemerintah Kabupaten Maros berharap dapat terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia.