Kronologi, Sangihe – Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Albert Huppy Wounde menyebutkan bahwa Pulau Marore yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Filipina terkesan dianaktirikan oleh pemerintah pusat.
Penegasan tersebut, disampaikan Albert Wounde kepada sejumlah awak media usai acara tatap muka dengan warga kampung Pulau Marore, Rabu (17/7/2024).
Ia bahkan mengaku miris dan prihatin atas kondisi Pulau Marore yang nyaris tidak pernah disebut dalam forum tingkat nasional, padahal secara geopolitik, Pulau Marore lebih unggul dari Pulau Miangas yang oleh pemerintah pusat, dibangun bandar udara.
“Saya ini orang Poso. Waktu kerusuhan di Poso, saya sering mendengar nama pulau Marore. Terserah teman-teman wartawan mau bahasakan seperti apa, tapi seperti itulah faktanya. Makanya saya sangat prihatin melihat kondisi Pulau Marore yang terkesan dianaktirikan oleh pemerintah pusat,” beber Wounde.
Ia kemudian menyatakan akan melakukan sesuatu terbaik untuk Pulau Marore.
“Saya janji akan buat sesuatu terbaik untuk Pulau Marore. Apa itu, tak perlu saya bilang disini. Yang pasti saya akan berjuang di Jakarta untuk Pulau Marore,” tandasnya lagi, seraya menambahkan bahwa untuk Pulau Marore harus ada perhatian khusus dari pemerintah pusat.
Namun begitu, Pj Bupati yang turut didampingi Kapolres Sangihe yang baru, AKBP Abdul Kholik, mengaku bangga karena selain bisa bertemu dengan masyarakat yang tinggal di wilayah kepulauan, pemerintah daerah boleh memberikan bantuan logistik bagi masyarakat yang ada.
Pj Bupati Wounde yang turut didampingi, Ketua Tim PKK Sangihe, Ny Yosephine Mathilda Wonde, serta sejumlah pimpinan OPD, mengawali kunjungan kerjanya di kampung Pulau Kawaluso, kampung Pulau Matutuang, kampung Pulau Kawio serta kampung Pulau Marore.
Penulis : Ronal Kariandagho