Kronologi, Gorontalo – Pemprov Gorontalo menetapkan status tanggap darurat akibat bencana banjir dan tanah longsor di wilayah tersebut. Bencana tersebut sebelumnya melanda tiga wilayah, yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo.
“Kita sedang menghadapi berbagai bencana, mulai dari longsor tambang di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango. Hingga banjir di Kota Gorontalo dan sekitarnya, kami sangat berduka dan prihatin dengan kejadian ini,” ujar Pj Gubernur Gorontalo, Rudy Salahuddin, Jumat (12/7/2924)
“Semoga kita dapat melewati musibah ini bersama-sama,” katanya.
Rudy menjelaskan, penetapan status tanggap darurat ini untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya untuk penanganan korban banjir dan tanah longsor di Gorontalo.
Ia pun meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemerintah kabupaten/kota dapat bergerak bersama dalam pemulihan pasca bencana.
“Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan, di Provinsi Gorontalo, kami telah menetapkan status tanggap darurat banjir. Penetapan ini penting agar semua OPD dan pemerintah daerah di kabupaten/kota mengeluarkan sumber daya untuk menangani korban banjir dan longsor,” kata Rudy.
Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan jajaran Forkopimda pemerintah kota dan kabupaten. Guna menangani korban banjir dan menyediakan lokasi pengungsian.
Pemerintah Kota Gorontalo juga telah menyediakan Gedung Yiladia wali kota untuk pengungsi. Serta beberapa gedung sekolah baik SD maupun SMP.
Selain itu, dapur umum untuk mendistribusikan bantuan makanan telah disiapkan di wilayah Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo, dan Kota Gorontalo. Rumah dinas wakil gubernur Gorontalo akan digunakan sebagai posko komando banjir.
Editor: Fian