Kronologi, Sangihe – Buntut rusaknya crane kapal Tol Laut Logistik Nusantara, 10 kontainer muatan balik ke Surabaya tertumpuk di pelabuhan Nusantara Tahuna atau gagal muat.
Crane merupakan alat bongkar muat yang dirancang khusus di atas kapal yang digunakan sebagai alat pengangkat barang berat seperti kontainer.
Namun sayangnya, crane milik kapal tol Lognus II yang sedang melakukan aktivitas muat di Pelabuhan Nusantara Tahuna mengalami kerusakan, sehingga 10 kontainer yang berisi kayu kelapa dan besi tua gagal muat.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas II, Hopriet Balirangen, melalui Petugas Lalulintas Laut (LaLa), Leonard Lipud, saat dikonfirmasi Kronologi.id, Senin (24/6), membenarkan jika crane Tol Laut Lognus II mengalami kerusakan, hingga mengakibatkan 10 dari 30 kontainer muatan balik ke Surabaya tak termuat.
“Terdapat 10 dari 30 kontainer muatan balik ke Surabaya tak bisa termuat karena alat bantu berupa crane kapal tol laut mengalami kerusakan,” ujar Leonard.
Ia mengatakan, kerusakan crane sudah terjadi pada saat melakukan penurunan muatan kontainer, tapi bisa diperbaiki sementara. Namun pada saat melakukan pemuatan kontainer kerusakannya kian parah, dan tidak bisa diperbaiki lagi.
“Kalau ada onderdilnya terjual di Tahuna, mungkin bisa diperbaiki dalam waktu singkat, tetapi onderdilnya harus dikirim dari Surabaya, sehingga akan memakan waktu lama, sedangkan kapal harus segera diberangkatkan, sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” jelasnya lagi.
Terkait kondisi kapal yang mengalami kerusakan crane itu, Leonard mengatakan, jika pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Kementrian dan PT Pelni Pusat, sebagai laporan.
Namun ketika ditanya apakah UPP Tahuna bisa mengusulkan pergantian kapal tol pengganti, Leonard mengatakan, jika hal itu merupakan kewenangan Pemerintah Daerah.
“Yang punya wewenang meminta pergantian kapal tol laut ke pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perhubungan dan PT Pelni Pusat adalah pemerintah daerah. Sedangkan kami disini hanya sebagai penyelengara pelabuhan saja,” tutup Leonard.
Penulis: Ronal Katiandagho