Kronologi, Jakarta – Dewan Pers mwngungkap ketergantungan media massa kepada iklan-iklan atau kerjasama dengan instansi pemerintah. Baik media di Jakarta maupun media-media daerah, yang mayoritas bergantung pada iklan Pemda.
Bunutut dari kerjasama tersebut, peran kontrol media massa pun mulai goyah dalam mengawasi berbagai kebijakan dan pembangunan pemerintahan.
Ketua Komisi Hubungan antar Lembaga dan Luar Negeri, Dewan Pers, Totok Suryanto mengatakan, banyak media yang terpaksa harus ‘berkompromi’.
“Ini karena sulitnya media mendapatkan pemasukan melalui iklan yang sekarang mulai didominasi oleh platform-platform digital,” kata Totok dikutip dari RRI, Jumat (3/5/2024).
Ia menyebut, saat ini perusahaan pers di Indonesia banyak yang sangat bergantung pada iklan-iklan atau kerjasama dengan kementerian dan lembaga.
“Platform digital menyebabkan pers di daerah banyak sekali yang mengandalkan kerjasama dengan Pemda-pemda, itu tidak salah ya. Sama di Jakarta juga mereka bekerja sama dengan pemerintah pusat istilah kami itu KL, kementerian dan lembaga dengan mengharapkan iklan pemerintah,” ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, kalau media tidak hati-hati maka secara tidak langsung akan berdampak pada daya kritis pers. “Saya tanya sekarang, kira-kira ada enggak orang mau pasang iklan, kemudian dia apabila ada masalah kemudian kita dikritisi?”, hehe,” ucap Totok.
“Ya, sekarang pers kita merdaka di satu sisi tetapi tidak merdeka di sisi yang lain. Pers kita tertekan dengan realitas,” katanya.
Ia tak menampik bahwa sebagai pers perusahaan media masih berani untuk melawan terhadap tekanan politik tertentu. Namun, perusahaan akan kesulitan bila dihadapkan pada kewajiban untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.
“Pers kita itu masih punya semangat melawan, tetapi sebagai industri dia punya kewajiban untuk membayar gaji karyawan. Termasuk membayar gaji wartawan, membayar listrik dan sebagainya, ini menjadi kepusingan setiap bulan bagi perusahaan pers,” ujarnya.
Akibatnya, kempat fungsi yang dimiliki pers pun akhirnya mulai goyah. yaitu fungsi informasi, fungsi pendidikan, fungsi hiburan dan terakhir yang paling penting adalah fungsi kontrol sosial. “Nah, fungsi yang keempat ini mulai terkikis karena keadaan (industri) ini,” ujar Totok.
Editor: Fian