Kronologi, Sangihe – Pasca meningkatnya aktivitas Gunung Api Awu, dari Level II ( Waspada) ke Level III (Siaga), ternyata sudah ada warga yang tinggal di sekitar lereng gunung tersebut mengungsi secara mandiri.
Meski belum ada data pasti terkait jumlah warga pengungsi mandiri, namun dari keterangan yang disampaikan Wanny Adolong, warga Kelurahan Kolongan Beha, Kecamatan Tahuna Barat, bahwa semua dokumen penting milik keluarganya sudah dibawa ke Kampung Nahepese Kecamatan Manganitu.
“Pokoknya semua surat-surat atau dokumen penting serta pakaian lainya, kita pe mama so bawa di Kampung Nahepese Manganitu,” ujar Wanny.
Ketika ditanya, berapa banyak warga yang telah mengungsi secara mandiri, ia mengaku tidak punya data valid.
“Yah, karena sifatnya mengungsi secara mandiri, meskipun tinggal dalam satu kelurahan, tapi kami tidak punya data lengkap, terkait jumlah warga yang mengungsi,” tuturnya lagi.
Sementara itu, Jorimax Darosa, warga Kelurahan Kolongan Akembawi Tahuna Barat, mengatakan jika semenjak satus gunung Awu naik level III (Siaga), rasa kuarir dan was-was hingga saat ini telah mewarnai kehidupan mereka setiap hari.
“Sudah hampir tiga pekan ini, saya harus tidur di ruang tamu. Tidurpun tidak bisa nyenyak, seperti tidur ayam,” kata Jorimax, seraya menambahkan bahwa apa yang dilakukannya, sebagai bentuk antisipasi terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Namun begitu, Jorimax menyatakan keyakinannya, bahwa apapun yang terjadi, ia tetap bersandar kepada Tuhan Yesus Kristus.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Sangihe, Ferdy Sondakh, mengatakan, jika pihaknya telah mendapat informasi soal adanya warga yang telah mengungsi secara mandiri. Termasuk sejumlah warga di Kampung Kalasuge yang telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Ia berharap, pemerintah kelurahan dan kampung, sebisa mungkin melakukan pendataan bagi setiap warganya yang telah mengungsi secara mandiri, untuk kemudian dilaporkan ke pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Penulis: Ronal Katiandagho