Kronologi, Sangihe – Peringatan pihak Pusat Vulcanologi Mitigasi Bencana (PVMB), yang mengumumkan adanya peningkatan aktivitas Gunung Awu dari level II waspada ke level III Siaga, pada tanggal 19 April 2024, praktis membuat warga tinggal di sekitar lereng gunung tersebut menjadi was-was.
Namun pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), langsung melakukan Mitigasi bencana yang bertujuan untuk mengenali risiko, penyadaran akan risiko bencana, perencanaan penanggulangan bencana, sebagai upaya awal mengantisipasi kemungkinan buruk jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
Kepala BPBD Sangihe, Wndu Labesi mengatakan, pelaksanaan mitigasi bencana tersebut dilakukan, setelah pihak PVMB, mengeluarkan peringatan resmi terkait adanya peningkatan aktivitas gunung Awu yang telah berstatus Siaga atau level III.
Penjabat (Pj) Bupati Sangihe, Rinny Tamuntuan, menyerahkan kepada seluruh warga terutama bagi mereka yang tinggal di lereng gunung Awu untuk meningkatkan kesiagaan, serta mematuhi aturan yang telah disampaikan pemerintah melalui sosialisasi mitigasi bencana.
“Saya menghimbau kepada seluruh warga Sangihe, terutama bagi mereka yang berdomisili di sekitar lereng gunung Awu, untuk tidak melakukan aktivitas pada radius 5 Kilo Meter dari kepundan gunung api yang saat ini aktivitasnya mengalami peningkatan. Sosialisasi Mitigasi bencana yang telah disampaikan pemerintah, kiranya bisa menjadi petunjuk agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” ujar Tamuntuan.
Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Rinny Tamuntuan, menyampaikan keprihatinannya serta turut merasakan penderitaan yang dialami warga Tagulandang Kabupaten Kepulauan Sitaro yang menjadi korban letusan gunung api Ruang, pada tanggal 24 April 2024.
Penulis: Ronal Katiandagho