Kronologi, Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk kali pertama dalam sejarah berdirinya gagal lolos ke Parlemen Senayan.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU RI, Rabu (20/3/2024) malam, Partai Islam tertua berlambang Ka’bah itu dipastikan tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen pada Pemilu 2024.
Tidak lolosnya PPP ke Senayan ini sontak mengejutkan banyak pihak. Tak terkecuali bagi politikus senior PPP Jakarta, H. Maman Firmansyah.
Ini lantaran PPP bukan partai baru kemarin sore seperti PSI. PPP merupakan partai lawas yang sudah berdiri sejak 5 Juni 1973.
“PPP harus segera Muktamar Luar Biasa.
Saya kira itu pilihan mendesak dan rasional, PPP sedang kritis,” kata Haji Maman kepada wartawan, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Dia menilai, kegagalan tragis ini buah dari kepemimpinan PPP yang diserahkan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP Mardiono.
Mantan Ketua Fraksi PPP DPRD DKI periode 2014-2019 itu menyebut, Mardiono jelas wan-prestasi, PPP dibawah Mardiono kandas terpuruk ke titik nadzir.
“Semua ini akibat ulah Mardiono yang memimpin PPP dengan ugal-ugalan, banyak tokoh-tokoh handal dipreteli, termasuk banyak Ulama berpengaruh di wilayah tertentu dipecat-pecatin,” ungkap Haji Maman.
Maman pun mempertanyakan, posisi Ketua Umum yang bersifat Plt dibiarkan begitu berkepanjangan dalam waktu yang terlalu lama.
“Hal ini tak lazim dalam tradisi kepengurusan Partai. PPP harus punya Ketum defenitif yang legitimate hasil Muktamar, bukan Ketum yang dipaksakan hasil ‘kudeta pesanan’ pihak luar partai,” tegas Haji Maman.
Karenanya, dia mendesak agar para pimpinan Partai di Tingkat DPW dan DPC segera membuat Mosi Tidak Percaya dan segera menggelar MLB (Mukatamar Luar Biasa) dalam rangka menyelamatkan PPP.
“Apa yang dia (Mardiono) dapatkan buat PPP dari khidmat dia bermain di sarang Laba-Laba,?”, ucap Haji Maman geram.
Sebagaimana diketahui, rekapitulasi nasional suara pemilihan legislatif (pileg) 2024 telah selesai. Hasilnya, suara sah pileg secara nasional tercatat 151.796.630 yang berasal dari 84 daerah pemilihan (dapil). Dihitung secara manual dari data yang telah diumumkan KPU, terdapat 8 partai politik yang meraih suara lebih dari 4%. Di antaranya, PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PKB, Partai Demokrat, PKS, dan NasDem.
Sedangkan raihan suara PPP secara nasional yakni 5.878.777 dari 84 daerah pemilihan atau 3,87%.
Dari hasil itu, PPP mendapatkan 5.878.777 suara dari total 84 daerah pemilihan (dapil).
Dibandingkan dengan jumlah suara sah Pileg DPR RI 2024 di yang mencapai 151.796.630 suara, PPP hanya meraup 3,87 persen suara.
Mengacu pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, partai politik yang gagal meraup sedikitnya 4 persen suara sah nasional tidak dapat mengonversi suaranya menjadi kursi di Senayan.
Editor: Alfian Risfil A