Kronologi, Gorontalo– Politisi muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sekaligus Calon Legislatif DPR RI Nomor Urut 3 Sawaludin mengatakan money politic atau politik uang tidak baik untuk kehidupan demokrasi bangsa.
Menurut Sawaludin, praktik ini memunculkan para pemimpin atau wakil rakyat yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan, bukan masyarakat yang memilih pada saat pesta demokrasi.
“Saya pikir masyarakat Gorontalo sudah tahu soal dampak buruk dari politik uang. Saya hanya kembali mengingatkan. Masyarakat jangan sampai terpengaruhi dengan politik uang,” kata Sawaludin di kampanye Jalan Lumba-Lumba, Kota Gorontalo, Selasa 30 Januari 2024.
Sebagai kader muda PPP, Sawaludin mengaku punya tanggung jawab yang sama untuk mensosialisasikan tolak politik uang. Pria 38 tahun yang akrab disapa Sawal ini juga mengaku senang atas semangat masyarakat Kota Gorontalo menolak politik uang.
“Tanggung jawab membawa demokrasi untuk menjadi lebih baik, saya pikir bukan hanya tanggung jawab para politisi. Masyarakat pun harus punya andil agar tradisi demokrasi yang buruk tidak berkelanjutan,” tutur Sawal.
Selain itu, Sawal meminta partisipasi pemilih pemula pada penyelenggaraan pesta demokrasi yang sudah semakin dekat. Sawal berharap pemilih milenial tidak golput atau apatis.
Sawal mengatakan, suara milenial dapat berdampak besar pada kemajuan demokrasi Indonesia. Cara paling mudah untuk para milenial agar tidak salah dalam memilih calon adalah mengenali dan mendalami sosok dari para calon peserta Pemilu.
“Saya berharap masyarakat, khususnya generasi milenial tidak golput pada penyelenggaraan pesta demokrasi 14 Februari 2024. Milenial harus pintar dalam memilih caleg yang baik dan benar,” tandas Sawaludin.
Penulis: Even Makanoneng